"Dia itu nonton Youtube sehari hanya lima menit. Jadi menit nunggu saat-saat dia sudah ngerjain PR, sudah makan, sudah mandi sudah semuanya. Dia datang ke aku. 'Sekarang aku mau nonton YouTube'. Ya sudah, 5 Menit," ujar Astrid saat ditemui di Kaffein Cafe, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (13/9/2017).
"Kalau sudah selesai dia kembalikan ke aku. Walaupun sedih ya, tapi enggak apa-apa," imbuhnya.
Menurut Astrid, penggunaan gawai untuk anak-anak haruslah dibatasi, agar anak mau melalukan aktivitas lain.
"Memang harus dibatasinlah, karena aku mengajarkan dia kalau main itu sama teman, berdua minimal. Sama adiknya. Sama keponakan, enggak boleh sendiri. Karena aku lihat, makin kesini orang makin individualisme," ucap Astrid.
Sebelumnya, Astrid yang sempat menetap di London, Inggris juga melihat bahwa anak-anak di sana sengaja dijauhkan dari gawai.
"Justru di luar itu enggak ada gadget. Aku pernah ditegur, jadi di sana itu setiap satu Minggu sekali orang pada datang ke rumah kan, padahal cuman jawab telepon doang pas gendong anak. Itu enggak boleh, aku ditegur sama orang sana. Telepon, kalau ada anak, jauh-jauh dulu," kata Astrid.
"Apalagi kalau di sana strict banget ya. Youtube nya benar-benar dibatasin banget. Ada nol sampai berapa tahun. Ada umur-umurnya kalau mau nonton. Di sini kok enggak ada tingkatannya ya. Jadi ya di situ sih aku deg-degannya di situ," lanjutnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/09/13/195444410/astrid-tiar-hanya-izinkan-anak-nonton-youtube-5-menit