"Senggigi Sunset Jazz tahun ini (merupakan) penyelenggaraan kedua kali. Pada 2016, namanya Senggigi Beach Jazz, tahun ini jadi Senggigi Sunset Jazz. Walaupun keterbatasan waktu persiapan dan baru pertama diselenggarakan waktu itu, antuasiasme penonton luar biasa," kata Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, dalam jumpa pers di Tartine Cafe, fX Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017).
Fauzan menambahkan bahwa festival jazz gratis bagi para penonton ini akan memadukan alam dan musik, termasuk musik etnik.
"Kali ini persiapan dengan matang, ada harmoni antara alam dengan musik, musik genre lokal. Alam diwakili deburan ombak sambil memandang sunset, soalnya mulainya jam tiga sore sampai sebelas malam," kata Fauzan.
"Malam akan kelihatan lampu-lampu di pulau seberang. Makanya, ini harmoni alam, musik, dan etnik lokal. Mudah-mudahan bisa memberi sumbangan bagi jazz internasional," sambungnya.
Selain diharapkan bisa menghibur, Senggigi Sunset Jazz 2017 dikonsep sebagai pertunjukan budaya dan daya tarik untuk meningkatkan pariwisata.
"Kita butuh harmoni dan kedamaian dari jazz. Senggigi, sebagai ikon pariwisata Nusa Tenggara Barat, mudah-mudahan bisa terangkat lagi di dunia internasional. Dengan kolaborasi antara pemerintah dengan artis-artis, mudah-mudahan kita akan disuguhi ertunjukan luar biasa," ujar Fauzan.
Dalam acara ini, sejumlah pemusik akan tampil. Dari luar negeri ada Norma Jean (AS), Line (Jepang), dan Cellomano (Venezuela).
Sementara itu, dari dalam negeri ada Tohpati Bertiga, Yura Yunita, Tesla Manaf, dan Bonita and The Hus Band, serta Toni Moersaid Keroncong, Suaramantra, Dipa n Friend, Pelita Harapan Jazz Oriented, dan Ethnic Sasak.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/09/18/150835810/senggigi-sunset-jazz-festival-2017-wujud-harmoni-alam-dan-musik