Layar lebar arahan sutradara Wicaksono Wisnu Legowo itu akan diikutkan dalam seleksi untuk kategori Best Foreign Language Film.
"Salah satu kekuatan dari film ini adalah kejujuran dan kesederhanaan. Apakah itu dari segi tematik ataupun dari segi penggarapannya. Tidak ada pretensi untuk buat film yang genit atau kultural edukatif atau mau menjual kemiskinan," ujar Christine di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Timnya menilai tema yang diangkat dalam film Turah soal problematika warga Kampung Tirang, Tegal, Jawa Tengah, yang terisolasi bertahun-tahun mencerminkan kehidupan manusia sekarang.
"Pesannya kuat sekali film ini. Terutama krisis nilai moral yang kuat sekali tergambar dalam film ini. Pesan itu kuat dan disampaikan secara sederhana dan jujur. Pemainnya jujur, tidak ada bintang terkenal. Performance nya luar biasa sekali," kata Christine.
Konten film, lanjutnya, adalah salah satu faktor penting bagi komite seleksi PPFI dalam memilih film yang mewakili Indonesia ke sebuah ajang penghargaan perfilman bergengsi dunia.
"Masalah teknis, Hollywood tidak ada yang bisa mengalahkan. Jadi kami tidak berkompetisi dari segi itu. Tapi yang yang lebih penting adalah bagaimana kekuatan dari konten film kita ini bisa sampai ke penonton di belahan dunia lain," katanya.
"Belajar dari film-film yang menang Best Foreign Film, kalau mau dilihat secata teknis biasa-biasa aja. Kayak film Separation dari Iran. Mengenai perceraian. Topik yang sangat sederhana, tapi dia penggarapannya dramatiknya begitu kuat sampai pesan itu kuat ke masyarakat," imbuh Christine.
Anggota Komite Seleksi PPFI lainnya, aktor Mathias Muchus, menambahkan sebenarnya film Turah secara teknis sangat apik dan konseptual. Baik dari struktur penceritaan, penyutradaraan, hingga penggarapan pemainnya terkonsep dengan baik.
"Bisa kita penggal dari awal gambar muncul dengan ending, itu ada semacam circle ada semacam pergulatan yang terus berulang-ulang. Itu jelas sekali. Jadi teknis menurut saya juga tidak bisa dikesampingkan, Turah unggul dari beberapa yang kami lihat. Jadi film ini secara konten dan gambar, itu nge-blend, dia kawin, sangat kuat," kata Mathias.
Film Turah yang diproduseri oleh Ifa Isfansyah ini tayang perdana di bioskop Tanah Air pada 16 Agustus 2017 lalu.
Layar lebar berbahasa daerah Tegal itu memenangi tiga kategori dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival.
Turah juga pernah diputar dalam Singapore International Film Festival untuk kategori Asian Feature Film Special Mention.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/09/19/193100010/alasan-turah-diikutkan-seleksi-academy-awards-2018