Sebelumnya, Presiden Jokowi berharap film sejarah itu dikemas lebih kekinian untuk menyasar generasi milenial.
"Saya mendukung," kata Christine dalam wawancara di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Terlepas dari kontroversi konten film berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI itu, Christine menegaskan, bahwa membuat ulang sebuah film dengan perspektif baru adalah hal yang wajar dan biasa terjadi. Misalnya, film Kartini atau film yang mengangkat kehidupan Presiden RI Pertama Soekarno.
"Itukan sah-sah aja, perspektifnya berbeda. Karena tiap orang punya penilaian subjektif terhadap tokoh dan sejarah. Justru sejarah itu harus kita hidupkan. Kalau enggak dia hanya menjadi sebuah kepustakaan yang usang saja," ucap Christine.
Pemain film Pasir Berbisik itu berharap orang-orang tak langsung berprasangka buruk tentang rencana re-make film produksi 1984 tersebut.
"Jangan suudzon. Kita harus positive thinking. Biasa, me-remake itu biasa. Jangan berpikir gitu dulu. Nanti kita rugi sendiri karena itu bikin wawasan kita jadi sempit. Biarkan," ujar Christine.
Selama tujuannya baik tanpa niatan menjatuhkan atau mengkambinghitamkan pihak tertentu, harus disambut baik pula.
"Sejauh itu bisa dipertanggungjawabkan fakta fakta sejarahnya. Itu yang penting. Saya kira dulu pembuatan film G30S PKI memang sempat menjadi kontroversial karena dibuat oleh rezim pemerintahan Soeharto. Jadi banyak yang beranggapan bahwa banyak penyimpangan sejarah," kata Christine.
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI adalah film berkonsep doku-drama arahan Arifin C Noer.
Film ini diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp 800 juta dan disponsori oleh pemerintahan orde baru era Presiden Soeharto.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/09/19/220244510/christine-hakim-dukung-ide-jokowi-bikin-film-g30s-pki-versi-baru