Ide tersebut sebelumnya datang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berharap film sejarah itu bisa menyasar generasi milenial lewat versi kekinian.
"Sebenarnya versi apa pun menurut saya bisa saja dibuat, apabila filmmaker itu diberikan kebebasan untuk menginterpretasi, tapi dengan catatan mempelajari kembali buku-buku dan riset yang mendalam tentang peristiwa tersebut," katanya dalam wawancara di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Karena film tersebut erat kaitannya dengan sejarah kemerdekaan dan rawan kontroversi. Marcella berharap versi baru film G30S PKI dibuat secara hati-hati, jangan sampai melenceng dari fakta.
"Jadi enggak asal bikin saja, karena ini ada kaitan sejarahnya. Enggak bisa asal juga bikin semaunya hanya untuk kepentingan komersial. Harus melalui riset mendalam, baik dari pelaku-pelakunya atau dari buku-buku," ujar Marcella.
Namun bagi penonton, ia juga mengingatkan supaya siap dengan apapun interpretasi si pembuat film dalam versi remake nanti.
"Kadang karya seni ini kan kontribusi kreatifnya kolaboratif. Director punya pandangan, penulis punya pandangan, produser punya pandangan, ya itu akhirnya baiknya kita apresiasi sebagai karya seni yang terinspirasi dari peristiwa sejarah yang lalu," ujarnya.
Alangkah baiknya, lanjut Marcella, ide tersebut disikapi secara bijak.
"Kita semua harus dewasa dan bijaksana melihatnya kalau memang itu mau dibuat kembali. Kalau pun diperbaharui ya tidak ada salahnya. Kan orang membuat remake film apapun sah-sah saja, tapi berdasarkan latar belakang dan riset yang mendalam. Untuk bikin versi baru why not?" kata Marcella.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/09/19/225449310/soal-ide-remake-film-g30s-pki-marcella-zalianty-ingatkan-satu-hal