"Iya itu Yongki. Yongki adalah gajah yang punya kontribusi luar biasa besar untuk video klip itu. Karena klip itu kan diambil di dalam Taman Nasional dan itu banyak lokasi-lokasi tempat kita mengambil gambar yang tidak mungkin bisa kita dapatkan," katanya dalam jumpa pers di Kembang Goela, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2017).
"Enggak mungkin kita bisa ke sana kalau kita jalan kaki atau naik apapun itu enggak mungkin. satu-satunya pilihan hanya dengan naik gajah," lanjutnya.
Beberapa momen kebersamaan dengan gajah Yongki juga dirasa Tulus sangat istimewa.
"Dan selain itu selama beberapa hari di sana, interaksi dengan dia juga. Ada satu sore saya menghabiskan waktu bareng-bareng sama Yongki," ujarnya.
"Mungkin pertama kali melihat gajah sebesar itu tapi selembut itu hatinya. Mungkin seperti itu ya anak yang menghabiskan banyak waktu di kota, masuk ke tempat gajah itu hidup dan mereka menyambut hangat. Itu pengalaman yang enggak mungkin saya lupakan," imbuh Tulus.
Sayangnya, kini Tulus tak bisa lagi bermain dengan gajah Yongki.
"Sekarang Yongki itu sudah tidak ada, dibunuh, dan gadingnya diambil gitu," ucapnya.
Yang semakin membuat pria kelahiran Bukittinggi, 20 Agustus1987 ini merasa sedih ialah kabar duka tersebut datang saat ia menerima penghargaan.
"Yang lebih menyedihkan itu, kabar itu datang saat album Gajah itu dapat penghargaan AMI Awards. Itu kenapa waktu penerimaan penghargaan itu surat yang saya titipkan bukan ucapan terima kasih. Tapi saya justru mengungkapkan betapa kagetnya, terpukulnya, sedihnya saya kok malah dengar kabar itu saat pialanya saya dapat," ungkapnya.
Kenyataan pahit inilah yang melatarbelakangi Tulus untuk membuat kampanye #Teman Gajah. Kampanye ini akan mengumpulkan donasi melalui kitabisa.com dan kotak donasi di beberapa sekolah untuk membeli 20 kalung GPS untuk melihat pergerakan hewan yang terancam punah itu.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/10/19/183427710/cerita-tulus-kehilangan-gajah-yongki