Melihat antusiasme penonton dan masyarakat yang menyaksikan melalui televisi, Ari mengaku tak menyangka bahwa ia masih dinanti.
"Terima kasih, terus terang ini melebihi yang saya harapkan. Penonton stay, penonton energinya luar biasa, dan ternyata ditonton oleh banyak orang di selurah Indonesia, trending di Twitter itu membuat bangga untuk saya," katanya.
"Dua puluh lima tahun ini sudah jarang manggung di TV, tapi masih sering manggung di offair, berkat Trans 7, berkat semua pendukung, berkat semua penonton di seluruh Indonesia. Ini di luar harapan saya, sangat-sangat luar biasa," imbuhnya.
Ari menyadari bahwa sebagai musisi yang sudah 25 tahun berkarya, karya saja tidaklah cukup tanpa adanya dukungan dari penggemarnya.
"Tipsnya satu, berkarya terus, konsisten, tapi sebenarnya bukan karyanya, tapi karena orang masih mendengarkan saya. Kita mau bikin karya apa pun, tapi orang kalau sudah tidak mau menengok selesai, ternyata orang masih menunggu," ucapnya.
Pada konser semalam Ari sengaja memilih lagu-lagu hitsnya baik dari album solonya maupun saat masih bersama Dewa yang benar-benar mewarnai perjalanan kariernya.
"Kebanyakan dari saya, sharing dengan teman-teman Trans 7, jadi sebenarnya malam ini saya ingin membuat diary, perjalanan awal benar-benar sampai akhir," ujarnya.
"Kalau pemilihan lagu Dewa, Dewa itu satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari saya," lanjutnya.
Ari bertekad untuk tetap berkarya dan menghibur masyarakat. Ia tidak menganggap konsernya kali ini bukan sebuah kesuksesan, melainkan catatan bahwa dia masih bermanfaat bagi banyak orang.
"Semoga ini bisa menghibur, itu aja yang pertama, ini menghibur, menyenangkan banyak orang, menjadi berkat banyak orang, dan mudah-mudahan bisa menginspirasi. Banyak hal baik yang bisa kita lakukan, daripada mencaci maki di sosial media," ungkapnya.
Ari mengatakan ia ingin seperti pentolan band Rolling Stones, Mick Jagger, yang sudah berusia 74 tahun tetapi masih terus berkarya dan tidak pensiun.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/10/26/115138310/25-tahun-berkarya-ari-lasso-tak-menyangka-masih-dinanti