Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sehari Menuju Final Lomba Paduan Suara Anak Dendang Kencana 2017

Ya, hari ini merupakan tahap kedua babak penyisihan Lomba Paduan Suara Anak TK-SD Dendang Kencana 2017. Sebelum malam final pada Sabtu (28/10/2017) besok.

Rombongan peserta siswa-siswi TK dan SD satu per satu tampak memasuki area gedung lembaga kebudayaan Kompas Gramedia itu. Mereka datang dengan riang, mengenakan kostum berwarna-warni sambil bergandengan tangan dengan guru atau orangtua mereka.

Saat jam menunjukkan pukul 07.30 WIB, nomor-nomor urut peserta mulai dipanggil. Mereka yang tadinya duduk di area tunggu, lalu diarahkan ke ruang transit untuk menuju ruang penjurian.

Sementara, para orangtua atau keluarga yang mendampingi bisa menyaksikan aksi anak-anak itu dari kursi penonton yang sudah tersedia.

Ada sekitar 15 anak dalam masing-masing kelompok paduan suara untuk tingkat TK. Tiap peserta wajib menyanyikan lagu tema "Dendang Kencana" sebagai lagu pembuka yang sebagian besar menggunakan nada dasar C.

Berikutnya, peserta bisa membawakan lagu pilihan mereka yang diambil dari 20 lagu pemenang lomba cipta lagu anak, yang juga merupakan rangkaian program Dendang Kencana.

Tembang-tembang seperti "Bersepeda", "Sepatuku", "Wortel dan Bayam", serta "Terima Kasih Ayah Ibu" paling banyak dibawakan.

Riuh tepuk tangan menggema tiap kali para peserta selesai beraksi di panggung, membuat wajah para peserta berbalut senyuman. Para orangtua pun langsung bergegas keluar ruangan untuk menyambut putra putri mereka dengan pelukan, kecupan sayang, atau saling memberi tos.

Salah satu penarik perhatian dalam Lomba Paduan Suara Anak Dendang Kencana 2017 ini adalah kreasi para peserta, baik itu dari segi kostum maupun aksi panggung mereka.

Terlihat totalitas sejumlah peserta dari kreasi busana yang mereka kenakan. Ada peserta yang kompak tampil dengan topi baret, ada yang mengenakan pakaian serba merah muda seperti peri.

Lalu yang berbusana baju-baju adat dari beberapa daerah di Indonesia, kemudian pakaian khas Betawi. Bahkan salah satu kelompok paduan suara, yakni TKK Penabur Summarecon Bekasi, berkostum wortel dan bayam seperti salah satu judul lagu yang mereka bawakan.

Di antara peserta, juga tampak ada yang mengenakan gelang dengan lonceng sehingga ketika mereka tampil terdengar bunyi gemerincing.

Meski konsepnya paduan suara, namun tak sedikit peserta yang melakukan gerakan-gerakan lucu, misalnya mengayuh sepeda, menanam sayuran, mengenakan sepatu.

Sampai-sampai ada yang membentuk formasi segitiga dengan seorang anak yang tiba-tiba mengangkat sebuah piala pada akhir penampilan mereka.

Sementara di ruang penjurian suasana terasa tenang, beda halnya dengan kondisi di area tunggu. Ada saja tingkah ratusan anak yang sedang menanti giliran tampil. Dari berlarian ke sana ke mari, duduk diam,  berfoto, bermain, sampai menyantap makanan.

Di sisi lain halaman BBJ, terlihat para guru dan orangtua sibuk merias anak-anak mereka yang akan berlomba. Entah itu mengoleskan lipstik dan bedak ataukah merapikan kostum serta memasang hijab serta topi.

Melangkah ke samping ruang penjurian, terlihat beberapa peserta yang selesai tampil berfoto bersama para guru dengan berbagai pose.

Tak hanya peserta, para pendamping mereka juga tampak sibuk berkeliling stan jualan yang menyediakan majalah anak, buku, CD musik anak, hingga minuman dan makanan.

https://entertainment.kompas.com/read/2017/10/27/171629010/sehari-menuju-final-lomba-paduan-suara-anak-dendang-kencana-2017

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke