Produser Dienan Silmy mengungkapkan, bahwa proses shooting di Swiss tidak sebebas di Indonesia.
Ia dan tim merasakan aturan yang ketat saat menjalani proses shooting selama 26 hari pada akhir 2016 lalu.
"Di sana, shooting enggak boleh lebih dari 8 jam sehari," ujar Dienan saat meluncurkan teaser trailer dan poster resmi di A Qubicle Center, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2017).
Karena regulasi itu, Dienan pun mematangkan konsep dan pra produksi sedemikian rupa agar tidak terjadi kesalahan. Ia tidak mau membuang-buang waktu selama delapan jam hanya untuk kesalahan-kesalahan kecil.
"5 menit enggak boleh terbuang hanya untuk kesalahan. Makanya kami harus matangkan, ini lokasi harus tepat buat pengambilan gambar, enggak boleh retake lokasi," kata dia.
Selain regulasi durasi waktu, teknis-teknis lainnya pun menjadi kendala. Hal itu diakui oleh sutradara Salman Aristo yang bercerita, bahwa untuk proses pemindahan kamera pun bisa jadi persoalan.
"Karena industri film bukan menjadi prioritas utama pemerintah di sana, maka semuanya serba kaku," kata dia.
Adapun beberapa lokasi terkenal seperti Thun, Danau Interlaken, Zurich, Bern, Gunung Jungfraujoch menjadi tempat pengambilan gambar.
Satu Hari Nanti bercerita tentang pilihan dan kegelisahan anak muda dalam membangun sebuah komitmen di Swiss, baik dalam cinta, keluarga mapun pekerjaan.
Lika-liku pertemanan dan kisah cinta yang kelam tumbuh bersama dalam pencarian makna akan jati diri mereka di negeri orang.
Film ini rencananya akan tayang dijaringan bioskop Tanah Air pada 7 Desember 2017.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/11/15/185511110/produser-satu-hari-nanti-ceritakan-ketatnya-aturan-shooting-di-swiss