Sebagai sutradara, Soleh mengaku bahwa ada sebuah ujian dan tantangan yang diberikan oleh sutradara Monty Tiwa, yang mendampingi Soleh dalam pembuatan film tersebut.
"Tantangan dan ujian adalah bagaimana meminimalisir gambar kekinian," kata Soleh saat jumpa pers film Mau Jadi Apa? Di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2017).
Latar yang dibuat dalam film, kata Soleh, adalah era 1997 atau sebelum memasuki tahun millennium. Sebab lokasi Fikom saat ini sudah jauh berkembang, berbeda saat Soleh menjalani perkuliahan saat itu.
"Kondisi sekarang berbeda dengan dulu. Bagaimana caranya supaya enggak terlihat masa kini. Soal waktu," ucap Soleh yang juga menjadi penulis skenario tersebut.
Untuk mengakalinya, Soleh menyiasatinya dengan menggunakan teknik kamera. Apalagi, masih ada lokasi-lokasi yang tak diubah dan masih seperti saat ia dulu berkuliah.
Selain itu, Soleh juga harus berjibaku dengan waktu. Sebab proses shooting dilakukan saat perkuliahan diliburkan, yakni pada Agustus 2017.
"Gimana menyiasati agar sebelum masuk perkuliahan, shooting sudah selesai," kata dia.
Film Mau Jadi Apa? bercerita tentang kehidupan Soleh Solihun selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Komnikasi Universitas Padjajaran angkatan 1997.
Bersama dengan Lukman (Boris Bokir), Marsyel (Adjis doa ibu), Eko (Awwe), Fey (Anggika Bolsterli), dan Syarif (Ricky Wattimena), Soleh mendirikan majalah kampus "Karung Goni" yang menyajikan informasi ringan.
Film garapan rumah produksi Starvision bekerja sama dengan Mileneal itu akan serentak tayang di jaringan bioskop pada 30 November 2017 mendatang.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/11/17/221035210/ujian-soleh-solihun-jadi-sutradara-mau-jadi-apa