Sejak September 2017, Lingua telah merilis pre-promo single terbaru mereka yang juga dikenal dengan judul #ask itu. Dengan mendongkrak tagar tersebut, grup vokal yang terdiri dari Frans Mohede, Amara, dan Arie Widiawan ini bisa lebih dekat dengan Linguania, sebutan penggemar Lingua.
Banyak Linguania yang akhirnya menerka-nerka judul sebenarnya dari single tersebut. Hingga muncul Linguania yang beranggapan bahwa Lingua bakal merilis single dengan bahasa Inggris.
Mengenai hal ini, Lingua punya penjelasannya seperti yang mereka sampaikan melalui siaran pers Sabtu (2/12/2017).
"Arti Sebuah Keangkuhan" dicipta oleh Yovie Widianto sekitar 1997 lalu bersama Lingua. Awalnya lagu ini dibuat Yovie untuk mengisi album Lingua yang kedua, setelah sukses dengan lagu ciptaannya juga, "Bila Kuingat" (1996).
Namun akhirnya keputusannya berbeda ketika Yovie memutuskan untuk menyimpan lagu #ask saat itu, lantas menggantikan dengan lagu yang berjudul 'Bintang' (1998). Pada 2005, #ask pernah diproduksi Yovie dan dilantunkan oleh Sherin.
"Tahun 1997 kami hampir sempat mau rilis lagu 'Arti Sebuah Keangkuhan' ini. Tapi kemudian lagu ini dinyanyikan oleh Sherine. Lalu baru kesampaian di akhir tahun 2017 ini, dengan nuansa yang berbeda. ini saya rasa juga tepat, karena masih seiring dengan peluncuran album kami, Mampu Bertahan, yang persis setahun lalu dan single ini merupakan spin-off dari album tersebut," kata Amara.
Setelah 20 tahun kemudian, #ask benar-benar diproduksi dan dinyanyikan oleh Lingua di bawah bendera label mereka sendiri, Lingua Musik.
Kali ini Lingua berkolaborasi dan memercayakan penggarapan musiknya kepada musisi-musisi yang memang sudah tidak asing lagi di blantika musik Tanah Air, yakni Asta Andoko (RAN) dan Ramadhan Handy (Soulvibe). Keduanya berhasil memberikan suatu hawa musik yang baru dan segar mengiringi karakter aransemen vokal Lingua yang sangat khas.
Bagi Lingua, kehadiran kembali mereka di industri benar-benar sudah menjadi komitmen untuk terus berkarya. Mereka tidak mau berhenti di saat sudah memutuskan untuk kembali. Setelah 16 tahun masa vakum (1998-2016) tidaklah mudah bagi Lingua untuk kembali mengenalkan identitas agar dapat diterima oleh pecinta musik Indonesia.
Sebagai musisi yang lebih dikenal sebagai musisi era 90-an, Lingua justru ingin membuktikan, musisi atau penyanyi era 90-an sangat beruntung, karena pernah berada di era keemasan musik Indonesia bahkan keemasan musik dunia.
Hal ini yang menjadi bekal Lingua untuk mengeksplorasi wawasan musiknya dalam berkarya, sambil terus belajar myeesuaikan dengan gaya bermusik dan industrinya kini.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/12/03/123656810/lingua-kembali-dengan-arti-sebuah-keangkuhan