Pertunjukan di gedung yang mulai digunakan pada 1821 dan dinamai Batavia Schouwburg tersebut merupakan bagian dari A Night at Schouwburg, sebuah program konser yang hasil rekamannya akan dirilis dalam format album live.
Salah satu penggagas dari Jababa Records, Coki Singgih, mengungkapkan alasan menggandeng band yang aktif sejak 2011 tersebut.
"Kenapa kami memilih KPR, karena ada pertimbangan subyektif dan obyektif ya," kata Coki ketika berkunjung ke kantor Redaksi Kompas.com, Senin (11/12/2017) pagi.
Mengenai pertimbangan subyektif, Coki Singgih mengatakan bahwa ia merupakan penggemar KPR bersama Emil, pemain bas band NAIF.
Emil mendapat inspirasi untuk program A Night at Schouwburg setelah NAIF mendapat sambutan baik ketika menyuguhkan pertunjukan sekaligus merekam secara live penampilan mereka di GKJ pada 2008.
Tentang penilaian obyektif, menurut Coki Singgih, KPR merupakan band yang sedang digandrungi dan populer saat ini.
Kecakapan musikalitas dan aksi panggung trio John Paul Patton alias Coki "KPR" (bas dan vokal), Rey Marshall (gitar), dan Viki Vikranta (drum) tak perlu diragukan.
"Memang band panggung banget. Kan ada band di CD dan panggung sama, dan ini ada di KPR. Kami ingin musikalitas dan aksi panggung," ujar Coki Singgih.
Rey mengatakan bahwa alasan ia bersedia tampil lantaran mendapatan pengalaman menyenangkan ketika Emil tampil di GKJ pada 2008.
"Emil kasih penjelasan tentang perasaan dia dulu. Pas dia main di Schouwburg 2008 dan dia pengin sharing perasaannya ke kami, terus ingin kami merasakan. Langsung menawarkan dan kami dengan senang hati," ucap Rey.
"Kami suka tantangan," timpal Coki "KPR".
https://entertainment.kompas.com/read/2017/12/11/144049210/dua-pertimbangan-mengantar-kelompok-penerbang-roket-ke-schouwburg