Putri Ayudya Tersanjung Dapat Peran dalam Film Produksi China

"Aku surprise dan tersanjung ya ternyata dapat peran ini," kata pemain film Guru Bangsa: Tjokroaminoto ini dalam konferensi pers Boundless Love di kantor Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017).

Ia mengaku tak tahu apa alasan sutradara film tersebut, Wang Yiming, memilihnya untuk memainkan karakter utama.

Namun, dari informasi yang Putri dapat, ada seorang kru dari film Guru Bangsa: Tjokroaminoto yang memperkenalkannya kepada tim produksi Boundless Love.

"Kebetulan ada orang produksi film pertama dulu Tjokroaminoto, yang juga ada di produksi ini, mungkin dia inget (saya) yang mukanya Indonesia banget. Jadi sok atuh gitu ditawarin," ucapnya.

Meski direkomendasikan, Putri tetap harus melewati proses seleksi pemain atau casting terlebih dulu.

"jelas ada casting dulu, enggak ujug-ujug langsung main. Sebenernya aku takut berharap gitu ya. Aku berharap, tapi dikit-dikit ya jadi kalau kecewa enggak jauh jauh amat hehehe. Alhamdulillah yah jodoh aja," ujar Putri.

Dalam film ini, Nova digambarkan sebagai perawat yang menetap di Palembang dan jatuh hati pada seorang pria China yang diperankan oleh aktor Shen Hao.

Sang sutradara, Wang Yiming, menimpali bahwa ia memilih Putri Ayudya karena merasa finalis Puteri Indonesia 2011 itu paling cocok memerankan Nova.

"Kami sudah datang ke Indonesia sebanyak tiga kali dan melakukan casting. Tapi setelah bertemu Putri, karakter dan sifat Putri yang natural bisa membawa karakter ini ke dalam realita. Itulah kenapa Putri kami pilih untuk memerankan Nova," kata Wang.

"Dari China kami ada Shen Hao. Dia aktor terkenal di China termasuk aktingnya dan image Shen Hao ini sangat cocok dengan original image yang ada dalam bayangan saya. Baik Shen Hao maupun Putri itu sangat mendekati image yang ada dalam bayangan saya," sambungnya

Film yang diproduksi atas kerja sama Bekraf, Red and White China, dan PT Kamala Media Cipta baru akan melakukan shooting pada 22 Desember 2017 besok hingga 7 Januari 2018.

Lokasinya akan mengambil tempat Jakarta, Bandung, Palembang, dengan perkiraan menghabiskan biaya produksi sebesar 20 miliar.