JAKARTA, KOMPAS.com - Grup indie asal Bandung, Pure Saturday, punya pengalaman menarik ketika memproduksi album keempat mereka, Grey.
Band yang dulu beranggotakan vokalis Satria "Iyo" Nurbambang, gitaris Adhitya "Adhi" Ardinugraha, basis Ade Purnama, dan drummer Yudhisthira "Udhi" Ardinugraha, dan Arief (gitar), mendapat pelajaran berharga ketika mereka mengajak artis musik kawakan, Yockie Suryoprayogo untuk mengisi musik pada lagu "The Horsemen" dan "Albatross" dengan permainan keyboardnya.
Perbedaan cukup signifikan begitu terasa pada album Grey apabila dibandingkan dengan tiga album terdahulu yang kental dengan musik indie pop.
"Perbedaannya sangat signifikan, kami melibatkan musisi senior Mas Yockie Suryoprayogo. Dia dedengkot art rock music Indonesia, jadi nuansa progresifnya lumayan bagus," kata Iyo saat berbincang dengan Kompas.com di Studio Orange, Kompas TV, Palmerah, Jakarta Barat, pada 6 Februari 2013, atau empat tahun silam.
Sebenarnya, kolaborasi Pure Saturday dengan Yockie bukanlah hal baru.
"Kami pernah melakukannya di Djaksphere (Djakarta Atmosphere). Waktu itu kami manggung bareng Mas Yockie setelah sempat juga ditawarin kolaborasi sama (gitaris) Mus Mudjiono," cerita Ade.
Dari situ akhirnya Pure Saturday ingin kembali berkolaborasi dengan Yockie untuk menggarap dua lagu baru di album mereka.
"Kami awalnya pengin ada keyboard nih, 'Tapi siapa ya yang enggak biasa?' Terus keluar ide dari Udi untuk kolaborasi lagi dengan Mas Yockie," kata Iyo.
Tapi mereka justru tegang ketika Yockie menerima pinangan Pure Saturday.
"Awalnya kami mikir apa dia mau enggak ya," ujar Iyo.
"Tapi ternyata dia merespons, 'Yang ada dalam bayangan kalian saya harus apa untuk lagu kalian ini'," timpal Ade meniru ucapan Yockie.
Spontan saja ketika itu ide-ide liar bermusik yang keluar dari pemikiran setiap personel Pure Saturday.
"Wah pokoknya tegang banget serasa mau sidang skripsi, karena memang materi masuk ke Mas Yockie itu sempat beberapa kali revisi. Dan kami mau sound-nya itu ada nuansa Deep Purple, ada Uriah Heep-nya, ada Barry Palmer-nya," kupas Ade.
Ide para personel Pure Saturday untuk menggaet Yockie langsung ditanggapi pemain keyboard yang besar bersama God Bless, dan Kantata Takwa tersebut.
"Sama Mas Yockie kami tinggal bilang saja mau nuansanya kayak apa. Kami sodorin dulu 'Albatross', jadi pas latihan di studio kami disuruh main satu lagu, nanti dia kasih tanda dengan membunyikan hammond-nya di bagian tertentu, terus dia bunyikan lagi synthe-nya," papar Ade.
Ketika itu Yockie balik menantang Pure Saturday.
"Setelah dia merespons, dia bilang, 'Kalian mau yang mana? Yang ini sound-nya Palmer, yang ini Uriah Heep, yang ini Deep Purple'," kata Ade.
"Kami justru bingung. Gila, hebat, memang benar sound-nya seperti itu yang kami mau. Kami malah jadi bingung mau yang mana," ujar Ade.
Akhirnya, Yockie dan Pure Saturday mencapai satu kata.
"Ya di-mix akhirnya sama Mas Yockie," kata Ade.
"Dan dia semangat banget buat isi musiknya 'Albatross' sama 'The Horsemen'," timpal Iyo.
Selain kedua lagu tersebut, Pure Saturday juga menghasilkan lagu-lagu "Centennial Waltzes"; "Lighthouse"; "Musim Berakhir"; "Starlight; Utopia Dreams"; "The Air-The Empty Sky"; "Passepartout; dan To The Edge".
https://entertainment.kompas.com/read/2018/02/05/175820710/mengenang-yockie-suryo-prayogo-kolaborasi-rasa-sidang-skripsi