Hal tersebut dikatakan Garin saat jumpa pers Workshop Manajemen Produksi Seni Pertunjukan di GEOKS Art Space, Bali, Denpasar, Minggu (11/2/2018).
"Kita punya banyak panggung, kita punya banyak sumber daya manusia, tapi manajemen panggung aja kita sangat miskin pengetahuannya untuk seniman-seniman di Indonesia," kata Garin.
Menurut sutradara film Guru Bangsa: Tjokroaminoto itu, industri kreatif harus disertai dengan keterampilan dan pengetahuan agar dapat terealisasikan.
"Tetapi industri kreatif tanpa pengetahuan dan keterampilan, kreatif maupun manajemen kreatifnya, itu hanya menjadi apa yang disebut dengan cita-cita aja. Jadi industri kreatif harus disertai dengan pengetahuan," imbuhnya.
Atas dasar itulah, Garin bersama Bakti Budaya Djarum Foundation akhirnya menggelar Workshop Manajemen Produksi Seni Pertunjukan untuk para seniman muda.
"Kami membuat ini, agar para seniman muda mendapatkan pendidikan proses kreatif dan proses manajemen itu sendiri," ucap Garin.
Para seniman muda Indonesia yang terpilih, akan mendapat pendampingan khusus untuk belajar tentang ilmu manajemen panggung dalam sebuah pertunjukan seni.
"Jadi selain kami bangun ruang kreatif untuk partisipasi, mereka dilatih juga bikin proposal. Ada pendampingan misalnya dari manajemen produksi," sambungnya.
Workshop tersebut akan digelar di empat kota yakni Bali, Malang, Kudus dan Padang Panjang.
Garin menggandeng aktor dan seniman Butet Kertaredjasa, serta penari keraton asal Korea, Jeannie Park untuk berbagi pengalaman tentang proposal seni pertunjukan.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/02/12/195716810/garin-nugroho-seniman-indonesia-kurang-pengetahuan-manajemen-panggung