Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KPI Jawab Keluh Kesah Deddy Corbuzier

Ketua KPI Yuliandre Darwis mengatakan bahwa saat bertemu dengannya dalam sebuah acara dua hari yang lalu, Deddy menyampaikan unek-uneknya.

"Iya, dia beranggapan bahwa 90 persen tayangan televisi enggak layak untuk anak-anak. Tidak mendidik, bahkan membodohi, kata Deddy Corbuzier," ujar Yuliandre kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (14/3/2018).

Deddy juga mengeluhkan tayangan yang ia nilai kontennya kurang berisi mendapat rating tinggi. Sedangkan, program televisi yang kontennya digarap dengan serius justru jarang mendapat rating tinggi.

"Itu yang ditanyakan ke KPI. Dari statement itu, kelihatan bahwa pelaku industri itu pun merasakan seperti itu," ujar Yuliandre.

Ia menjelaskan kepada Deddy bahwa sulit untuk pihak televisi untuk tidak mengacu pada lembaga pemeringkat (rating) program televisi dari AS, Nielsen Audience Measurement Indonesia.

Sebab, di Indonesia sendiri belum memiliki lembaga sejenis yang bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Diketahui, Nielsen hanya melakukan survei kepemirsaan di 11 kota.

"Nah, KPI nyatakan rating ini kan dikuasai oleh suatu lembaga rating namanya Nielsen kan yang dikategorikan milik asing," katanya.

"Dia berharap ada satu lembaga yang benar-benar ngukur dari Sabang sampai Merauke, konkret, real datanya. Jangan hanya 11 kota dan rating itu jadi dewanya. Itu yang diprotes oleh Deddy Corbuzier khususnya," ucap Yuliandre lagi.

Pekan lalu, Deddy mengunggah video berjudul "Artis Alay Kenape Makin Banyak Sih!!!!!!" yang berisi opininya tentang program televisi dan para pengisi acaranya ke YouTube.

https://entertainment.kompas.com/read/2018/03/14/164543910/kpi-jawab-keluh-kesah-deddy-corbuzier

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke