JAKARTA, KOMPAS.com - Program reality show berjudul Karma belakangan menjadi buah bibir. Karma dipandu pembawa acara Robby Purba dengan Roy Kiyoshi sebagai penerawang.
Dalam acara itu, 31 orang peserta berdiri di podium sesuai dengan tanggal lahirnya. Nantinya Roy yang seorang indigo, akan memilih salah satu peserta dan membaca kehidupannya. Roy kemudian akan memberikan beberapa masukan untuk peserta tersebut.
Berkait rating share yang tinggi dari acara ini, Robby Purba memiliki pendapat.
"Kenapa masyarakat gemar nonton Karma? Karena disuguhkan dengan kesempatan bermain dengan theater of mind mereka sendiri, dari kalimat dan kata-kata yang diberikan oleh setiap partisipan," katanya saat ditemui di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/3/2018).
Selain itu, kehadiran Roy juga disebut Robby sebagai salah satu daya tarik acara yang diadaptasi dari reality show Thailand berjudul Secret of Number.
"Dan Roy Kiyosi adalah sebuah fenomena seorang indigo yang mungkin selama ini kita enggak tahu indigo itu apa. Dan akhirnya keluarlah sesosok Roy Kiyoshi ini, yang bikin orang sadar, ternyata ada ya orang indigo," ujarnya.
Tuduhan rekayasa
Banyaknya kejadian aneh di studio saat shooting Karma berlangsung dan mengundang tanya setiap penontonnya. Beberapa masyarakat menilai bahwa Karma adalah acara hasil rekayasa. Namun, Robby sebagai pembawa acara tidak sependapat akan hal itu, ia punya penjelasannya.
Menurut dia, dengan kemampuan spesialnya, Roy bisa menilai bahwa peserta yang dihadirkan sunggguh-sungguh memiliki masalah atau tidak.
"Kita ada Roy yang bisa menilai, jadi kalau Roy terasa kayaknya orang ini bohong deh, terus dia nulis di papan rob cut dia bohong memang kami cut," kata Robby.
Robby pun mengklaim bahwa Karma menyajikan cerita sesungguhnya, meski jalannya sudah teragendakan.
"Mohon maaf harus kami keluarkan, karena Karma menjual cerita yang sesungguhnya gitu, enggak ada yang fiktif enggak ada yang buatan," imbuhnya.
Beberapa peserta terbukti pernah diberhentikan dan dikeluarkan dari podium oleh Roy dan Robby.
"Jadi sudah ada beberapa kok yang kami dengan sangat hormat kami keluarkan dari podium," ungkapnya.
Meski pembahasan di acara ini cenderung berbau mistis, namun Robby menjamin bahwa ia dan Roy selalu meluruskan peserta untuk mengingat Tuhan.
"Sebenarnya gini, ini kan adalah bisa dibilang, banyak masyarakat yang kiblatnya masih ke dunia mistis, hal-hal berbau jimat, berbau klenik gitu. Tugas berat buat aku sebagai host, untuk meluruskan sudut pandang dan pandangan dari masing-masing partisipan kalau kita masih ada Tuhan," jelas Robby.
Meski mengingatkan peserta, Robby dan Roy mengaku tak ingin merasa paling benar.
"Jadi bukan menggurui, tapi sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Pengalaman Roy sebagai seorang indigo, pengalaman aku sebagai orang yang belajar dewasa dan pengalaman seadanya," kata dia lagi.
Hal itulah yang dirasa berat oleh Robby. Walau begitu, Robby yakin bahwa masyarakat kini semakin cerdas untuk menyikapi tontonan yang disajikan Karma.
"Jadi berat sebenarnya. Tapi melihat dari gimana meyakin kan orang, kita enggak perlu membuktikan sesuatu kepada orang, karena aku yakin masyarakat sekarang sudah pada pintar lah," paparnya.
"Mereka tetap stay dengan episode yang puluhan ini. Kami shooting sudah 80 episode. Dan mereka bisa melihat dari ekspresi wajah, air mata, mana yang palsu mana yang enggak, itu sudah nyata," imbuhnya.
"Jadi enggak perlu ada pembuktian, kami suguhkan aja apa adanya, senatural mungkin, dan pemirsa pun akan menerima Karma dengan senatural mungkin juga, gitu," lanjut Robby.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/03/23/100801510/robby-purba-karma-menjual-cerita-yang-sesungguhnya