Sebelumnya, Dhawiya ditangkap bersama kekasihnya Muhammad, kakak lelakinya Syehan, dan iparnya Chauri Gita di rumahnya di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Jumat (16/2/2018) dini hari.
"Ya jelas itu rasa kecewa, rasa marah, rasa prihatin, semua bercampur," kata Elvy dalam wawancara di Studio TransTV, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (26/3/2018).
Namun, ia sadar bahwa bagaimana pun Dhawiya adalah anaknya yang mungkin sedang tersesat dan harus ia bimbing agar tak mengulangi kesalahan yang sama.
"Saya harus tetap tabah, karena ini anakku dan siapa pun dia orangtua tetap punya hati dan doa buat anak. Aku bilang Ya Rabb, aku ridho untuk mereka," kata Elvy.
"Dengan keridhoanku, aku mohon berikan keridhoan juga buat mereka, beri kesempatan mereka bisa mengerti tentang kehidupan seperti apa dan tidak meremehkan kejadian ini," tambahnya.
Saat melihat wajah Dhawiya di tahanan, Elvy mengaku menangis haru. Namun, ia berpikir tak mungkin melepas tanggung jawabnya sebagai orangtua, walaupun sudah dikecewakan oleh anak-anaknya.
"Hujan air mata dalam doa, setiap saat berdoa, tidur itu paling cepat jam setengah dua, jam tiga, atau setelah subuh. Habis itu make-up lagi, kerja lagi. Makanya Insya Allah doain supaya cepat selesai, supaya bisa beraktifitas kembali, bisa tenang," ujar Elvy.
"Supaya Umi (Elvy) bisa cepet tenang, enggak nangis terus karena jadi buah pikir terus-menerus. Apalagi Dhawiya anak bungsu, perempuan, anak yang masih jadi tanggung jawab Umi berapa pun umur Dhawiya," timpal putri Elvy yang mendampinginya, Fitria Sukaesih (ralat: sebelumnya ditulis Fitri).
https://entertainment.kompas.com/read/2018/03/26/144409510/tengok-dhawiya-di-tahanan-elvy-sukaesih-merasa-marah-dan-kecewa