Jadilah Katie hanya tinggal di rumah, kerap diejek sebagai gadis Vampire lantaran hanya keluar saat malam. Urusan sekolah, Katie belajar di rumah, dibantu ayahnya yang tentu sangat melindunginya. Selain itu, ada Morgan yang mau menemani, bahkan hampir setiap hari menemaninya bermain.
Syahdan, Katie naksir berat pada Charlie (Patrick Schwarzenegger) yang selalu lewat di depan rumahnya setiap kali berangkat sekolah atau latihan berenang. Dari kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya, Katie selalu menatap dengan degup jantung karena menahan rasa suka.
Demikianllah kurang dari 15 menit ppenonton sudah tahu smeua isi cerita utama film ini. Lalu apa yang ditawarkan film ini?
Membicarakan film ini tidak bisa lepas dari ‘kodrat’ film sebagai tontonan, khususnya penonton remaja. Sempat ada penellitian bahwa 80% penonton film adalah remaja usia 18-23 tahun. Dalam sebulan mereka bisa menonton sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Di Indonesia data ini bisa jadi benar adanya, apalagi karena letak bioskop yang rata-rata terletak di Mall, yang memang juga jadi tempat kumpul remaja. Jadi jangan heran jika dalam seahun ada puluhan film dibuat dengan cerita yang didekatkan dengan dunia remaja.
Nah, kembali pada midnight Sun, dari menit-menit awal kita telah mendapatkan hampir keseluruhan isi cerita. Kalaupun ada bagian yang belum disampaikan, relatif mudah ditebak. Film remaja seperti ini memang tidak perah bermaksud menawarkan pesona pada akhir ceriita yang mengejutkan penonton. Malah berlaku ‘teori’, semakin menuruti kemauan penonton, semakin disenangi. Teori tersebut diikuti dengan sangat patuh oleh pembuat film ini.
Lihat saja adegan pertemuan Katie dengan Charlie di stasiun kereta. Ketika Katie memainkan lagu-lagu ciptaannya di stasiun dengan menjadi pengamen, digambarkan Charlie yang baru pulang pesta melewati stasiun tersebut terpesona dengan suara merdu dan denting gitar yang makin membuatnya penasaran.
Pertemuan digambarkan melalui ekpresi Kattie yang sangat terkejut, salah tingkah dan mati-matian menghindar. Seperti cerita Cinderella, dalam ketergesaan, buku berisi catatan lagu Kattie tertinggal, dan Charlie yang menemukan.
Mulai dari sini film berjalan dengan lebih perlahan namun terasa menghibur lantaran adegan romantis bertaburan. Iringan musik yang dinyanyikan Kattie serta dialog yang manis menambah emosi penonton makin meleleh. Buat anda yang niat menonton, sebaiknya tidak sendiri. Film ini bisa membuat kita tersenyum-senyum sendiri.
Satu daya tarik film ini tentu adegan memadu kasih antara Kattie dan Charlie yang manis dan menyentuh. Walau ada beberapa adegan memang begitu saja diadaptasi dari film Jepang yang berjudul Taiyo No Uta, yang memang menjadi sumber inspirasi dari Midnight Sun. Pada paruh akhir, kerap sekali memunculkan adegan cium yang mungkin saja kena sensor. Buat anda yang khawatir anak-anak menyaksikan adegan seperti itu, sebaiknya pikir lagi untuk bawa anak-anak.
Aktor: Bella Thorne, Jenn Griffin, Ken Tremblett, Nicholas Coombe, Patrick Schwarzenegger, Paul McGillion, Quinn Shephard, Rob Riggle, Tiera Skovbye
Sutradara: Scott Speer (Iwan/JY)
https://entertainment.kompas.com/read/2018/04/09/090304710/midnight-sun-film-remaja-tanpa-kejutan