Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Indonesia, Prisia Nasution Tergantung sama “Mbak”

"Padahal yang dikerjakan sama saja, beresin rumah atau apa. Saat di Jerman saya lakukan semuanya sendiri. Tapi di sini (Indonesia), dikit-dikit mbak," ujar Prisia kepada Kompas.com, belum lama ini.

Sebenarnya, sambung Prisia, tidak masalah meminta bantuan mbak dalam mengerjakan sesuatu. Namun, bagi mereka yang malas bergerak, sebaiknya mengurangi ketergantungan pada mbak.

"Mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu bisa membuang kalori. Bagi mereka yang ingin membakar kalori tapi bingung mesti gimana, bisa dimulai dengan tidak tergantung pada mbak," ucapnya.

Misal, sesuatu yang bisa dikerjakan sendiri seperti mengambil gelas atau piring, lakukanlah sendiri. Ketika badan bergeser ke dapur untuk mengambil piring dan gelas, maka tubuh sudah bergerak.

Perempuan kelahiran Jakarta 1 Juni 1984 ini mengungkapkan, menggerakkan tubuh sangat penting. Itu pula yang membuat dirinya aktif dalam kampanye "Ayo Indonesia Bergerak".

Sebab gaya hidup sedentari atau mager bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, 24,1 persen penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentari lebih dari 6 jam perhari.

"Itu tidak baik. Jadi saya mengajak semua orang untuk aktif bergerak, setidaknya dengan tidak tergantung pada mbak," pungkasnya.

https://entertainment.kompas.com/read/2018/04/27/160635210/di-indonesia-prisia-nasution-tergantung-sama-mbak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke