JAKARTA, KOMPAS.com--Tong Edan Visual Art Exhibition digelar Bentara Budaya Jakarta 17 Mei - 26 Mei 2018, kerja sama Kompas Gramedia Group, Bentara Budaya Jakarta dan Tyaga Art Management Malang.
Pameran ini mencoba melakukan pemaknaan retrospektif sekaligus respon kreatif atas fenomena pasar malam yang sempat mengemuka di Jakarta sejak 1889.
Kala itu di Jakarta Pusat, lebih tepatnya di Weltevreden (sekarang kawasan Gambir/lapangan banteng), menjadi lokasi penyelenggaraan pasar malam pertama yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memperingati penobatan Ratu Wilhemina.
Puncak kejayaan pasar malam yang menyebar di seluruh Indonesia terasa di tahun 1963 dan kembali semarak pada tahun 2000-an dengan berbagai wahana menarik, salah satunya adalah Tong Edan atau Tong Setan, sebutan lainnya yakni roda-roda gila yang mana merupakan salah satu wahana yang sempat fenomenal di zaman dahulu.
Sejarah pasar malam di Indonesia memang cukup panjang. Dibawa sejak ratusan tahun lalu oleh para pedagang Cina yang datang ke Indonesia sambil menjajakan keramik atau rempah-rempah. Pasar malam pertama tercatat di Chang’an salah satu kota terbesar di zaman Dinasti Sui di Tiongkok kuno.
Di zaman tersebut, penyelenggaraan pasar diatur secara ketat oleh kekaisaran. Hingga pada 965 di zaman Dinasti Song, kekaisaran menghapuskan larangan berdagang setelah tengah malam.
Sejarah wahana TONG EDAN pada pasar malam tercatat pada tahun 1889 di Jakarta Pusat, lebih tepatnya di weltevreden (sekarang kawasan Gambir/lapangan banteng). Menjadi lokasi penyelenggaraan Pasar Malam pertama di Indonesia oleh pemerintahan Belanda, untuk memperingati penobatan Ratu Wilhemina.
Puncak Kejayaan Pasar malam yang menyebar di seluruh Indonesia terasa tahun 1963 dan kembali semarak pada tahun 2000 an dengan berbagai wahana menarik. Salah satunya adalah Tong Edan atau Tong setan, roda-roda gila nama lain di Indonesia merupakan salah satu wahana yang sempat fenomenal diwaktu dulu.
Sejarah ini yang menjadi alasan “Visual Art Exhibition 2018; dengan tema “Tong Edan” diselenggarakan di Jakarta. Sejalan dengan sejarah tersebut, Bentara Budaya Jakarta merupakan pilihan tepat dari program tahunan Tyaga Art community untuk menyelenggarakan visual art exhibition “TONG EDAN” 2018.
Bentara Budaya merupakan institusi yang getol melestarikan kesenian dan budaya dibalik kesemrawutan aktifitas ibu kota negara Indonesia, serta memberikan peluang bagi kelompok kesenian dari daerah lain untuk menyelenggarakan hajat keseniannya.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/05/21/173407510/perjalanan-tong-edan-1