"Banyak PR (pekerjaan rumah) yang gua kerjain. Di Bumi Manusia gua harus bisa (berbahasa) Belanda dan Jawa, sementara gua orang Sunda. Itu jadi tantangan buat gua. Harusnya bisa." kata Iqbaal dalam jumpa pers film Bumi Manusia, di Desa Gamplong, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah, Kamis (24/5/2018).
Seperti kisah dalam buku "Bumi Manusia", film ini akan bercerita tentang perjalanan seorang tokoh bernama Minke pada masa antara tahun 1898 hingga 1918.
Minke adalah salah satu anak pribumi yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan Eropa.
Sebagai seorang pribumi, Minke pandai menulis. Tulisannya bisa membuat orang terkagum-kagum dan dimuat di berbagai koran Belanda pada saat itu. Namun, ia kurang disukai oleh siswa-siswi Eropa lainnya.
Minke juga digambarkan sebagai seorang revolusioner dalam buku ini. Ia berani melawan ketidakadilan yang terjadi pada bangsanya. Ia juga berani memberontak terhadap kebudayaan Jawa, yang membuatnya selalu di bawah.
Sebagai generasi milenial, Iqbaal merasa memiliki kedekatan karakter dengan Minke. Hal ini Iqbaal sebut sebagai salah satu faktor yang memudahkannya beradaptasi dengan peran ini.
"Saya punya interpretasi sosok Minke. Minke sosok yang berani melawan untuk haknya. Minke sosok berani dan kharismatik yang berani melawan demi budayanya. Itu penting untuk Indonesia saat ini. Indonesia sudah terbawa globalisasi," kata Iqbaal.
"Sedikit banyak saya related sekali dengan Minke. Saya berusaha menjadi seorang WNI seutuhnya yang sekolah di Amerika. Jadi kita jangan terbawa. Mau udah terbawa arus globalisasi, tapi lo harus tetap menjadi orang Indonesia mengusung budaya Indonesia," lanjutnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/05/25/170052510/iqbaal-ramadhan-merasa-punya-kedekatan-karakter-dengan-minke-bumi