Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tik Tok Bikin Goblok?

Lihatlah anak-anak muda itu, sambil memegang telepon seluler, mereka berjingkrak-jingkrak sendirian, berkutat di kamar seharian, menciptakan gaya, mimik, akting, dan keanehan-keanehan lainnya yang pada ujungnya hanya menghasilkan tayangan 15 detik, diunggah ke media sosial Tik Tok, ditonton oleh dirinya dan kawan-kawannya.

Jika beruntung, dari unggahan video itu si pengunggah akan menjadi bintang di kalangan pengguna Tik Tok, jika tidak.. ya jadi debu yang hanya akan dikenang oleh debu-debu lainnya yang saling mengenal. Cuma itu!

Tapi dunia anak muda memang begitu. Di mata orangtua, dunia remaja adalah dunia yang aneh dan asing, sama seperti anggapan orangtua mereka terhadap anak-anaknya yang kini juga sudah menjadi orangtua.

Melihat apa yang dilakukan anak-anak, para orangtua seperti melihat garis demarkasi yang tegas dan makin melebar antara dunianya dan dunia anak-anak mereka.

Bahkan seorang ustaz kondang mewanti-wanti kepada umatnya untuk menjauhkan diri dari aplikasi yang akan membuat penggunanya lupa waktu.

Para orangtua boleh saja gelisah dan cemas, tapi denyut teknologi dan keinginan serta kebutuhan anak-anak adalah hal lainnya. Orangtua ingin hidup anak-anaknya berada di dalam keteraturan. Bangun pagi, mandi, pergi ke sekolah, bermain bersama kawan-kawannya, bermain bersama keluarganya, makan malam, tidur, begitu berulang-ulang.

Tapi apa boleh buat anak-anak memiliki keinginan dan kebutuhan yang tak sejalan dengan orangtuanya.

Anak-anak, seperti juga orangtua mereka dulu, hanya butuh eksis, memuja dan dipuja tanpa syarat, berekspresi tanpa batas--dalam pikiran maupun tindakan--akhirnya mereka pun mencari penggenap hidup mereka, dan teknolgi pun memberi apa yang dibutuhkan dan diinginkan anak-anak itu.

Klop! Seperti yang diberikan oleh aplikasi Tik Tok hari ini.

Maka tak heran, jika pada kuartal pertama tahun ini, Tik Tok telah menjadi aplikasi paling viral dan paling banyak di-download, yaitu sebanyak 45,8 juta kali. Jumlah ini jauh melampaui YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook dan WeChat! Hingga 12 Juni lalu, ada 150 juta orang yang aktif memakai Tik Tok.

Di Indonesia, aplikasi ini sempat menjadi viral berkat sebuah posting-an Instagram dari akun Admin Igtaiment. Si pemilik akun mem-posting cuplikan video singkat di mana ia mengetik ‘aplikasi goblok’ di Google Play.

Tanpa disangka, hasil pencarian yang keluar adalah Tik Tok! Tik Tok sendiri adalah aplikasi video singkat di mana kamu bisa merekam aneka video dengan durasi 15 detik.

Lantas...apakah Tik Tok itu sebenarnya?

Tik Tok seperti kita tahu, adalah aplikasi yang berasal dari negeri China. Mulai diperkenalkan ke publik Indonesia sekira bulan September 2017, dan langsung mendapat respons hangat dari publik, terutama anak-anak muda.

Ya, Tik Tok adalah sebuah dunia baru yang oleh anak muda diistilahkan sebagai "gue banget". Tik Tok menjadikan ponsel pengguna sebagai studio berjalan.

Aplikasi ini menghadirkan special effects yang menarik dan mudah digunakan sehingga semua orang bisa menciptakan sebuah video yang keren dengan mudah.

Melalui kombinasi kecerdasan buatan dan teknologi penangkap gambar, kreasi video akan disederhanakan dan ditingkatkan. Di saat bersamaan performa video pun turut ditingkatkan.

Di sana ada efek shaking and shivering pada video dengan electronic music, mengubah warna rambut, 3D stickers, dan properti lainnya.

Pengguna juga dapat lebih mengembangkan bakatnya lagi dan membuka dunia tanpa batas hanya dengan memasuki perpustakaan musik lengkap Tik Tok. Sehingga penggunanya dapat melakukan performanya dengan tarian, gaya bebas, dan masih banyak lagi sehingga mendorong kreativitas penggunanya menjadi content creator.

Tik Tok menyediakan music background dari berbagai artis terkenal dengan berbagai kategori, mulai dari DJ, Dance, R&B, Western, Cute, KKC, Addict, Populer, dan masih banyak lagi yang dapat membuat video memiliki alunan lagu untuk disesuaikan dengan situasi di video.

Awalnya Tik Tok sendiri menggunakan bahasa Mandarin, namun sekarang sudah tersedia yang bahasa Inggris di toko aplikasi sehingga dapat dinikmati oleh pengguna ponsel di Indonesia.

Tik Tok sendiri diklaim oleh pengembangnya dapat melakukan pengenalan wajah dengan kecepatan tinggi yang akan disugestikan pada fitur wajah menarik, seperti ekspresi imut, keren, konyol, dan memalukan.

Untuk bisa menggunakan aplikasi Tik Tok ini pengguna dapat mengunduhnya langsung dari Google Play Store secara gratis.

Tik tok sebetulnya bukan barang baru di dunia aplikasi. Sebelumnya sudah ada Dubsmash yang sempat melambung di kalangan pengguna ponsel karena banyak selebriti, mulai dari dalam negeri hingga mancanegara, yang ikutan tampil.

Dubsmash dapat membuat video lipsync dengan berbagai macam suara atau lagu yang sangat lucu. Bukan cuma lagu, Anda juga bisa memerankan suatu adegan dalam film.

Menyusul Musical.ly, sebuah aplikasi untuk merekam video pendek, dan hasilnya bisa langsung share ke feed media sosial Anda sendiri. Sekilas aplikasi ini memang mirip seperti Instagram, bedanya, saat direkam, video Musical.ly bisa langsung diedit.

Pengguna juga bisa memotong atau menyatukan bagian-bagian tertentu dari video, lalu menambahkan musik atau efek suara, supaya videonya tambah lucu atau dramatis. Hal utama yang membuat Musical.ly banyak disukai adalah karena fitur edit videonya yang lengkap. 

Berikutnya Sing! Karaoke by Smule. Aplikasi ini mempertemukan pengguna dengan rekan duet dari seluruh dunia dalam layar satu ponsel pintar. Anda dapat merekam, berbagi, sampai menggunakan berbagai filter suara untuk memperindah hasil nyanyian.

Muncul lagi KamStar yang membawa fitur yang tak kalah menarik seperti Musical.ly dan Dubsmash. Dibandingkan kedua aplikasi lipsync tersebut, KamStar memiliki real-time VFX untuk efek visual yang dramatis seperti filter-filter konyol, stiker, subtitle, hingga beauty.

Di sini, tersedia banyak stiker bermimik lucu yang bisa dipilih sehingga Anda dapat membuat musical video sendiri dengan bermacam stiker berkarakter, yang disebut fitur Face Painting.

kemudian muncul Mimic yang merupakan sebuah aplikasi untuk membuat lipsync video dengan lagu populer atau percakapan lucu yang dapat kita tiru dengan ekspresi bebas tanpa batas. Pengguna juga dapat melihat jutaan video yang sudah tersedia di dalam Mimic, lebih banyak ketimbang para kompetitornya.

Kembali ke Tik Tok, aplikasi ini memang sedang ngehits. Para bintang Tik Tok semacam remaja pria yang lagi tenar, Bowo, sedemikian terkenal dan dipuja. Para penggemar ini kadang kelewat batas dalam mengekspresikan diri. 

Tentu saja, ini mengundang kekhawatiran banyak kalangan. Termasuk Ustaz Abdul Somad yang mengimbau umatnya untuk tak bermain Tik Tok. "Berhentilah bermain Mobile Legends, berhentilah main Tik Tok, berhentilah main game online" tegas Somad dalam sebuah ceramah yang diunggah 24 Juni 2018 lalu.

Menurut Ustaz Somad, hal itu hanya menghabiskan waktu saja dan tak ada manfaatnya.

Sudah lumrah, setiap hal ada yang setuju ada pula yang kontra. Berikut pernyataan warganet tentang Tik Tok:

Leo Soeroto: Sebenarnya Tik Tok itu gak salah, yang salah penggunanya.

Hello Oppa: Sebenarnya bagus, tapi kalau penggunanya kreatif.

Insane Human: Alikasi go....!!! Orang sampai nyembah orang?? Gak ngotak. Apus deh aplikasi ini #hapustiktok

Algi Fernanda: Bikin anak muda seperti saya smakin kreatif dalam media sosial dan semakin eksis. Menambah penggemar. Aplikasi hanya untuk orang kreatif.
Andhika Rizki Hidayat Putra: Aplikasi Gob...!! Diblokir aja deh.

Manuaba Bntang: Saya sangat suka aplikasi ini. app ini sangat mendidik menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua saya. Saya bisa mengembangkan kreativitas otak saya dan berada di kamar saya seharian.

Apa pun kata orang tentang Tik Tok, aplikasi ini sudah kadung ada bersama kita. Mereka yang suka, akan memakainya. Sementara yang tidak suka, akan menjauhinya. Sesimpel itu!

Percayalah, ini cuma tren sesaat. Dan kita sudah mengalaminya ribuan kali, betapa barang-barang baru yang mendikte perilaku kita akan segera surut manakala ada barang baru yag lebih menarik datang.

Ah..tapi bukan kah hidup adalah juga soal pembagian waktu, soal dosis, soal takaran? Asal takarannya pas, tak soal bukan jika kita mengerjakan apapun yang kita sukai, asal tidak melanggar aturan atau kesepakatan?

@JodhiY

https://entertainment.kompas.com/read/2018/07/02/084841310/tik-tok-bikin-goblok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke