Serat Candrarini terdiri dari struktur lahir dan struktur batin. Struktur lahir berupa bunyi, irama, diksi, dan bahasa kiasan (Figuratif Language).
Struktur batin meliputi tema, perasaan, nada, dan amanat. Ajaran-ajaran berumah tangga meliputi: Merawat Diri, Mempertahankan Rumah Tangga, Pemaaf, Setia, ikhlas, Berbicara Manis, Rendah hati, Merasa Memiliki, Berhias, Berbakti kepada Mertua, dan Wanita sebagai pendidik dalam keluarga.
Ajaran-ajaran berumah tangga dalam Serat Candrarini mempunyai relevansi dengan ajaran berumah tangga masa kini, tetapi hanya berbeda dalam hal pelaksanaannya. Serat Candrarini mengandung seni budaya yang tinggi karena menceritakan kisah pewayangan Arjuna dan kelima istrinya.
Penulis juga menyadari bahwa masyarakat Jawa sangat menyukai kisah pewayangan sehingga pewayangan dan masyarakat Jawa tidak bisa dipisahkan.
Salah satu kutipan bait di dalam serat Candrarini berikut menggambarkan bagaimana wanita Jawa harus bersikap: awit jenenging wanodya, pegat denya palakrami, nistha nir kadarmamra, wigar denira dumadi ‘sebagai wanita apabila gagal dalam perkawinannya, akan hilang kebaikannya dan gagal pula kehidupannya ‘ (pupuh Sinom, bait ketiga).
https://entertainment.kompas.com/read/2018/07/04/154633210/macapat-soedjatmakan-serat-candrarini-di-bentara-solo