Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Eza Gionino Tersandung Restu Ibu

Padahal mereka seharusnya melangsungkan akad nikah pada 6 Juli 2018 lalu.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Cileungsi, Bogor, Hidayat Taufik, mengatakan pihaknya menerima surat pendaftaran menikah Eza dan Eca pada Senin (2/7/2018) dari seorang petugas kelurahan, tempat Eca tinggal.

Namun, rencana itu kemudian diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Sehingga KUA Cileungsi mengeluarkan surat dispensasi pelaksanaan pernikahan.

Tak dapat restu ibu

Dalam konferensi pers di Cwie Mie Malang, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/7/2018), Eza pun mengungkap alasan di balik penundaan pernikahannya. Ia mengaku belum mendapatkan restu dari ibunya, Ruch Gaya.

Ketika ia meminta izin untuk menikah, ibundanya marah. Padahal menurut Eza, sudah dua tahun terakhir ia terus berusaha mendekatkan sang ibu dengan calon istrinya.

"Seharusnya tanggal 6 Juli kemarin (menikah), tapi akhirnya mundur karena banyak hal. Satu, kondisi dari keluarga Eca ada yang sakit. Terus, Mama juga seperti ini," ucap Eza.

"Saat terakhir kali saya bilang 'Ma, Eza mau nikah sama Eca', mama langsung marah. Saya berusaha untuk mengerti. Karena saking sayangnya saya sama mama saya dua tahun saya berjuang untuk menyatukan Mama dan Eca. Dua tahun bukan waktu sebentar," imbuhnya.

Eza menambahkan, bukannya ia tak mau mendengarkan keinginan ibunya. Namun, sebagai pria berusia 28 tahu ia merasa sudah waktunya untuk membangun keluarga sendiri. Menikah dan memiliki anak dengan perempuan pilihannya.

"Saya harus punya anak yang nantinya juga cucu untuk mama saya. Cuma karena di sini permasalahannya mama kurang setuju dengan calon pasangan saya," tambahnya.

Dijodohkan

Penyebab utama ibunda Eza tak kunjung memberi restunya karena ia ingin menjodohkan Eza dengan perempuan pilihannya. Hal itu diungkapkan oleh guru spiritual Eza, Habib Al Kaf.

"Memang Mama kepengin menjodohkan Eza sama wanita pilihannya mama. Cuma ini bukan zaman Siti Nurbaya ya," ujar Habib Al Kaf dalam konferensi pers itu juga.

"Alhamdulillah Eza udah punya pilihan sendiri, calon sendiri dengan kondisi yang putus nyambung sampai akhirnya memutuskan menikah. Tetap enggak akan lepas Eza minta doa restu ke mamanya," sambungnya.

Eza menolak mengungkap hal itu secara gamblang, tetapi ia menegaskan bahwa sebagai pria dewasa seharusnya ia berhak menentukan masa depannya sendiri, termasuk soal jodoh.

"Saya sudah 28 tahun, saya berhak untuk memilih pilihan saya sendiri. Kakak-kakak saya sudah menikah, sudah waktunya saya untuk menikah," ujar Eza.

Ia memastikan bahwa calon istrinya tak seperti yang dipikirkan sang ibu. Eza sudah sangat yakin bahwa Eca adalah jodohnya.

"Di saat saya berani mengambil keputusan saya akan menikah dengan dia itu artinya saya sudah menilai dia sudah layak untuk menjadi ibu dari anak-anak saya nantinya," katanya.

"Selama dua tahun saya sudah berusaha menjelaskan ke Mama, 'Saya ingin menikah dengan pilihan saya sendiri', Karena yang menjalani kan saya. Mama mungkin akan mendengar selentingan dari sana, selentingan dari sini, bahwa pasangan saya begini," kata Eza lagi.

Ia juga membantah tudingan ibunya bahwa Eca selama ini memonopoli hidupnya. Eza berharap sang ibu tak terpengaruh kabar-kabar burung tentang calon istrinya itu.

"Kalau misalnya Mama merasa seperti itu, coba tolong lihat kami dulu. Lihat dulu pembuktian kita seperti apa. Kalau misalnya memang iya Eca memonopoli dan mengatur hidup saya, pasti saya tinggalin," ujar Eza.

Sebagai pria dewasa dan berakal sehat, ia mengaku tak mungkin membiarkan orang mengontrolnya seperti robot. Apalagi oleh perempuan yang ia pilih untuk menjadi istri.

"Buat apa saya hidup sama perempuan yang mengarahkan hidup saya jadi tidak benar. Kenapa saya pertahanin (Eca)? Karena saya yakin hidup saya akan maju dengan Eca dan ibu saya," kata Eza.

Eza yakin pemikiran seperti itu sebenarnya tak datang langsung dari ibunya. Ia curiga ada pihak-pihak yang berusaha mempengaruhi pendapat sang ibu soal perempuan pilihan Eza.

"Ini semua bukan kata-kata ibu saya. Saya yakin di belakang ada orang, tapi saya enggak tahu siapa. Saya berharap saya enggak pernah tahu orang itu siapa. Saya enggak mau tahu orang itu," ujar Eza dengan nada tegas.

Pergi dari rumah

Konflik antara Eza dan ibunya pun melebar hingga Eza memilih pergi dari rumah. Ia meninggalkan sang ibunda sudah sekitar sebulan lebih atau hampir dua bulan.

Eza mengatakan, bukannya ingin menelantarkan perempuam yang melahirkannya itu. Alasannya hanya karena ingin memberi waktu kepada sang ibu untuk menenangkan diri. Ia tak mau pembicaraan mereka diwarnai amarah.

"Saya pergi dari rumah itu niatan saya adalah untuk memberi ruang ke ibu saya untuk berpikir. Saya enggak mau kalau mama terus-tersan emosi, malah nanti enggak masuk ngobrolnya, percuma," imbuhnya.

Eza juga menjaga jarak untuk menghindari emosinya ikut meluap karena permasalahn tersebut. Ia tak mau terkesan melawan orangtuanya sendiri hanya untuk mendapat restu menikah dengan kekasihnya Eca.


"Saya enggak mau emosi terhadap orangtua ya, karena itu hal yang tidak pernah saya lakukan. Mama masih marah-marah," kata Eza.

Eza sebenarnya berencana menemui ibunya sebelum 13 Juli 2018 untuk menyelesaikan masalah mereka. Ternyata sebelum itu tiba-tiba masalah keluarganya itu mencuat ke publik. Sang ibu bahkan sudah berbicara ke media.

"Jadinya simpang siur, saya bingung apakah ini waktu yang tepat untuk saya pulang. Saya berpikir setelah sebulan ini Mama udah mulai paling enggak lebih tenang pikirannya. Saya hapal ibu saya seperti apa," ucap Eza.

"Dia hanya butuh waktu sebentar untuk menenangkan pikirannya baru setelah itu saya menjelaskan. Ibu saya bukan tipe orang yang bisa dibantah," tambahnya.

Meski sudah sebulan tak serumah dengan ibundanya, Eza mengaku tak melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Sampai hari ini, menurut dia, nafkah untuk sang ibu masih terus berjalan. Eza juga meminta bantuan kerabatnya untuk mengurus ibunya sementara ia pergi.

Saat ini, Eza menetap di sebuah kawasan dekat dengan lokasi shooting sinetronnya. Terkadang pula, Eza menumpang di rumah Habib Al Kaf, guru spiritualnya.

"Saya paham sekali dan saya paham betul ibu saya seperti apa. Di saat dia marah-marah, kami tidak bisa melawan sebagai anak. Saya nunggu ibu saya reda dulu emosinya, baru saya masuk ke sana (pulang ke rumah)," kata Eza.

Disumpahi Ibu

Satu hal yang membuat Eza sedih adalah ibunya sampai mengeluarkan sumpah serapah terhadapnya jika ia tetap berkukuh menikah dengan Eca. Sambil tak kuasa menahan tangis ia bercerita mengenai perasaannya.

"Saya denger sumpah serapah yang dikeluarkan dari mulut ibu saya tuh luar biasa. Kebayang enggak kalian sebagai anak gimana rasanya disumpahin orangtua kalian. Sempat saya denger dia bilang, 'kalau mau nikah sama Eca, saya sumpahin kamu enggak punya anak', gimana?" ujar Eza.

Eza kemudian diam sejenak dan menunduk untuk meredam emosinya. Setelah itu, ia mengusap air matanya dan kembali memberi pernyataan.

Meski sedih mendengar itu, Eza menganggap sumpah serapah tersebut keluar bukan dari lubuk hati sang ibu melainkan karena amarah sesaat.

"Kalau saya orang gila, saya bodo amat, tapi saya kan enggak gila. Saya enggak mau dengerin itu karena itu emosi sesaat. Saya yakin itu bukan ibu saya. Ibu saya itu hatinya luar biasa," ucap Eza.

"Saya enggak mau suudzon juga saya yakin ini bukan dari hati ibu saya. Option-nya dua, entah dari emosi mama saya atau mungkin ada orang lain yang berusaha... Ya...," sambungnya.

Ia merasa upayanya meredam amarah sang ibu dengan meninggalkan rumah dan memberi ibunya waktu menenangkan diri, menjadi sia-sia karena itu.

"Saya sudah atur jadwal saya untuk pulang ke rumah. Cuma tiba-tiba ada berita simpang siur. Mama mau bunuh diri dan lain-lain, jadi susah," kata Eza sambil menarik napas panjang.

Memohon maaf

Meski tak menyangka ibunya mengeluarkan pernyataan yang menurut dia menyakitkan, sebagai anak Eza mengaku salah dam meminta maaf kepada sang ibunda karena telah meninggalkan rumah karena masalah itu.

"Sumpah demi Allah dari hati ya. 'Ma... Eza minta maaf, sekali lagi Eza minta maaf. Eza ninggalin rumah itu bukan bermaksud apa-apa'," kata Eza dengan mata berkaca-kaca.

"Mama boleh ngomong apa aja, Mama boleh bilang, Mama mati enggak usah lihat (jenazah) Mama, enggak Ma. Sampai kapan pun Eza anak Mama. Mama yang tahu Eza gimana dari dulu," katanya lagi.

Pria bernama lahir Muhammad Eza Pahlevi ini menambahkan, hanya meminta ibunya mau membuka hati dan merestui rencana pernikahannya dengan perempuan pilihannya, Eca.

"Yang Eza minta cuma satu Ma. Tolong buka (hati) sedikit aja, sedikit, jangan emosi yang diutamakan. Eza mau nikah Ma, udah waktunya Eza nikah. Eza tahu Mama pasti berharap yang terbaik buat Eza," ujarnya.

"Cuma tolong Mama kasih Eza kesempatan, Eza mau nikah dengan pilihan Eza yang insya Allah nantinya juga sayang sama mama. Dia mengajarkan, mengarahkan Eza ke jalan yang baik. Tolong, tolong, tolong doa restunya Ma," tambahnya.

Menurut dia, percuma ia beribadah dan menikah jika sampai saat ini restu sang ibu belum didapatnya. Karena itu, ia meminta maaf dan berjanji akan menyambangi langsung ibunya.

"Eza yakin Mama sayang sama Eza. tolong, tolong restuin Eza. Udah itu saja. Anak mana yang enggak mau ketemu ibunya. Saya mau berdamai dengan ibu saya, mau bertemu ibu kalau ibu saya sudah tenang hatinya. Kalau diselesaikan dengan emosi, enggak akan selesai," kata Eza.

Ia meminta maaf melalui media hanya untuk sekaligus memberi klarifikasi atas rumor yang beredar. Setelah ini, Eza memastikan akan menyelesaikan persoalannya secara pribadi.

Sebetulnya, menurut pengakuan Eza, ia sudah mencoba memintaa maaf dengan mengirim SMS kepada ibunya pada hari lebaran lalu. Namun, tak mendapat balasan.

"Saya minta maaf itu lewat media, itu kan enggak enak banget. Saya mau menyelesaikan masalah keluarga dengan datang dan meminta maaf ke rumah tanpa melalui media," katanya.

"Cuma karena kembali ada desas-desus kemarin yang keluar sehingga terpaksa saya meminta maaf seperti ini. Jadi sekali lagi Ma, tolong pahamin. Eza tuh mau pulang, mau lihat Mama," ucap Eza lagi.

https://entertainment.kompas.com/read/2018/07/12/112038310/eza-gionino-tersandung-restu-ibu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke