Ketika diminta untuk mendeskripsikan apa itu "napas atom", sutradara Michael Dougherty mengatakan bahwa dia tidak bisa menjawabnya tanpa memberikan terlalu banyak bocoran.
"Itu (napas atom) terjadi pada saat yang sangat penting dan itu semacam senjata," katanya.
Setelah peristiwa kemunculan Godzilla pada 2014 lalu, orang-orang hidup dengan ketakutan bahwa mungkin ada makhluk lain yang serupa di planet ini.
"Dunia bereaksi terhadap Godzilla dengan cara yang sama kita akan bereaksi terhadap kejadian mengerikan lainnya, karena kita bereaksi berlebihan," jelas Dougherty.
Godzilla belum terlihat sejak akhir peristiwa yang merusak itu, "Tapi ada paranoia dan spekulasi yang tak ada habisnya tentang apakah dia adalah satu-satunya di luar sana atau apakah kita terancam oleh orang lain seperti jenisnya," lanjutnya.
Judul sekuel ini jelas mengisyaratkan bahwa memang ada lebih banyak lagi binatang besar di luar sana, termasuk makhluk berkepala tiga King Ghidorah, serangga raksasa Mothra dan monster terbang lainnya, Rodan, yang bisa menciptakan kekuatan badai.
"Rodan telah menjadi semacam karakter sidekick, tapi saya selalu memiliki titik lemah untuknya," kata Dougherty.
"Dalam banyak hal dia lebih kuat dari Godzilla. Dia seperti bom bersayap. Kurasa kami sudah membuatnya adil," imbuhnya.
Dougherty juga memberi bocoran mengenai kemungkinan film ini memperkenalkan "Godzilla vs. Kong" yang akan dirilis pada 2020 mendatang.
"Pasti ada beberapa remah roti (jalan petunjuk)," demikian klaimnya.
Sekuel Godzilla ini dibintangi Kyle Chandler sebagai Mark Russell, mantan suami Emma dan ayah Madison. Ken Watanabe dan Sally Hawkins kembali sebagai Dr Ishiro Serizawa dan Dr Vivienne Graham. Ketiganya bersama-sama akan memulai misi penyelamatan.
Ditulis oleh Dougherty, Zach Shields dan Max Borenstein, Godzilla: King of the Monsters akan dirilis pada 31 Mei 2019 di Amerika Serikat.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/07/14/093057410/godzilla-king-of-the-monsters-teror-belum-usai