JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Kimo Stamboel mengaku memiliki beban ketika akan menggarap film Dreadout yang diadaptasi dari game horor berjudul sama.
Menurut Kimo hal ini cukup wajar karena di luar negeri banyak film yang diadaptasi dari game nyatanya tidak berhasil memuaskan penggemarnya.
"Gua ngerti di luar negeri sangat sulit. Karena kan memang pengalaman bermain game dan menonton itu berbeda," ujar Kimo dalam jumpa pers film Dreadout di acara Game Event, Balai Kartini, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7/2018).
Untuk film ini, meski secara karakter dan nuansa akan sama, Kimo akan mengambil sudut pandang cerita yang berbeda.
Kata Kimo, berdasarkan cerita pembuat game, yakni Rachmad Imron, ada beberapa cerita yang tidak bisa dimasukkan ke dalam jalan cerita game tersebut. Cerita itulah yang kemudian diambil oleh Timo untuk menjadi naskah film garapannya.
"Ini kan adaptasi. Kami akan bercerita berbeda. Tidak semua karakter ada," ujar dia.
Dreadout merupakan hasi produksi bersama antara Digital Happiness dengan rumah produksi kolektif GodHouseID. Saat ini, film bergenre horor laga itu akan memasuki tahap produksi.
Dalam versi game, DreadOut menceritakan Linda dan kawan-kawannya yang masih duduk di bangku SMA. Mereka terjebak di kota yang sudah tidak dihuni lagi dan penuh dengan makhluk-makhluk supernatural.
Dalam game ini, gamers akan memainkan karakter Linda dan berusaha bertahan hidup di kota tersebut dengan menggunakan smartphone dan kamera SLR.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/07/14/150000410/sutradara-dreadout-akui-pikul-beban-kesuksesan-game-yang-diadaptasinya