Perhelatan ini mencakup beragam pameran multimedia, termasuk komik, film, dan animasi. Dhania Iman dari Voice Of America (VOA) Indonesia, meliputnya.
Para pecinta komik dari berbagai belahan dunia memadati acara tahunan tersebut, yang merupakan pameran komik terbesar yang mengangkat budaya pop dunia, dengan beragam hiburan, termasuk film, seri televisi, video game, pameran mainan dan action figure, diskusi, serta temu muka dengan para pelaku industri komik dan film dunia.
"Saya sangat senang bisa berada di sini dan banyak yang bisa dinikmati. Pamerannya sangat besar," kata aktor Jason Liles, yang ikut main dalam film Rampage.
Comic Con tahun ini merupakan yang ke-27 yang diselenggarakan di San Diego Convention Center. Namun, secara keseluruhan, dengan yang tahun ini, Comic Con sudah diadakan 48 kali.
Tidak hanya ikut menikmati pameran di dalam gedung, warga AS Jeanie, juga semangat untuk melihat pameran di luar gedung.
"Banyak sekali acaranya dan saya tidak sabar untuk melihat yang ada di luar, ingin mengikuti panel diskusi, dan saya juga menjadi sukarelawan di acara ini," ujarnya.
Kali pertama diselenggarakan pada 1970, Comic Con berhasil menarik perhatian kira-kira 300 orang.
Dalam beberapa tahun terakhir, tiket masuk untuk acara yang berlangsung selama empat hari ini berhasil terjual habis dengan jumlah kira-kira 130 ribu lembar.
Untuk berhak membeli tiket masuk seharga 600-900 ribu rupiah per lembar per harinya itu juga tidak mudah.
Setiap orang harus mendaftarkan diri untuk mengikuti undian gratis secara online melalui situs web resmi Comic Con. Yang beruntung baru mendapat kesempatan untuk membeli tiket.
Contohnya, setelah tiga kali gagal, akhirnya Imam Wibowo, warga negara Indonesia, bisa membelinya.
"Kalau ngomong soal Comic Con itu, buat teman-teman yang penggemar atau into banget dengan pop culture, terutama mungkin dalam bentuk komik, atau pun bentuk karya-karya seni sepeti komik atau bentuk-bentuk superhero, ini adalah satu tempat yang wajib kita datangi. Karena, ini adalah pusat di mana entertainment, terutama pop culture, berkumpul, dan jadi bucket list," cerita Imam, yang mengenakan kostum Superman, ketika ditemui oleh VOA.
Dulunya Comic Con berfokus pada pameran komik favorit dan film yang bertema fiksi ilmiah saja.
Namun, kini, Comic Con International 2018 menghadirkan pameran multimedia yang banyak mengambil tema dari film serta seri televisi terkenal, antara lain Jack Ryan, Teenage Mutant Ninja Turtle, South Park, Aquaman, dan Star Wars.
Banyak pengunjung yang hadir dari berbagai penjuru mengenakan kostum dari karakter favorit mereka, antara lain Superman, Thor, Iron Man, Deadpool, The Incredibles, Mickey Mouse, Mary Poppins, Wolverine, Cat Woman, dan Cyclops.
Banyak dari mereka merupakan kolektor. Mereka rela antre selama berjam-jam untuk membeli mainan-mainan, antara lain patung dan action figure superhero edisi khusus yang dikeluarkan pada Comic Con International 2018.
Harganya pun tidak murah, yaitu kira-kira 300 ribu hingga 9 juta rupiah, bahkan lebih.
James yang berasal dari San Jose, California, merupakan kolektor action figure dari era 1980-1990-an. Jumlah koleksinya sangat besar dan terpajang di garasi rumahnya.
Pada Comic Con International 2018, James membeli action figure gitaris Jimmy Hendrix dan karakter drakula untuk tambahan koleksinya.
"Harganya lebih murah dibandingkan dengan mainan-mainan yang asli dari eranya. Sekarang mereka memproduksinya kembali dan harganya lebih terjangkau," ucap James.
Imam mengatakan pula bahwa ia rela membelanjakan uang dan waktu untuk benda-benda yang akan dikoleksinya itu.
"Kalau untuk action figure atau pun statue-statue yang sangat unik, kayaknya kita rela deh. Kalau cinta pada sesuatu karakter, pasti you will do anything, maksudnya even spend some value atau pun yang untuk mendapatkan sesuatu yang memang sangat disuka, tapi mesti tahu diri juga sih, tahu batasan juga," papar Imam.
Yang tidak kalah menarik dari Comic Con International 2018 adalah keragaman etnis dan gender yang semakin terasa. Para pesertanya memiliki latar belakang yang beragam.
Salah satunya, Allen Ling, warga AS keturunan China, yang untuk kali pertama hadir dalam acara ini sebagai penulis komik berjudul Genesis II.
Walaupun industri komik masih didominasi oleh kaum pria, ia sangat merasakan keragaman yang timbul, terutama dengan pencantuman kata International pada judul besar acara ini.
"Saya melihat lebih banyak keragaman dan banyak artis yang berasal dari berbagai negara, tetapi tidak selalu dipertunjukkan di Comic Con. Kini Comic Con International sangat penting. Banyak orang yang datang dari negara-negara lain ke sini dan sepertinya Comic Con membuka satu hari spesial bagi para artis internasional untuk datang dan mendaftar lebih awal. Saya berharap ada lebih banyak keragaman di sini dan saya juga melihat para pengunjungnya juga beragam. Saya senang melihatnya," tutur Ling.
Aktor Jason Liles juga berpendapat sama ketika melihat peningkatan keragaman dalam Comic Con International 2018.
"Siapa pun seharusnya bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan, apakah itu menghasilkan karya seni atau juga menjadi seorang penikmat seni," ucap Liles.
Ilustrator komik dari Indonesia Alti Firmansyah juga hadir untuk acara diskusi dengan para pengunjung dan menandatangi komiknya.
Komik yang berjudul Goliath Girls itu merupakan hasil kerja samanya dengan penulis Sam Humphrey.
Ketika ditemui oleh VOA di stand pamerannya, ia mengatakan sangat senang bisa hadir untuk kali pertama dalam acara sebesar Comic Con.
Comic Con International 2018 dibuka secara resmi pada 18 Juli dan ditutup pada 22 Juli.
Dalam sebuah wawancara oleh televisi lokal, wali kota setempat, Kevin Faulconer, mengatakan bahwa acara ini telah meningkatkan perekonomian kota San Diego hingga 135 juta dollar AS.
Ia berencana untuk memperluas lahan San Diego Convention Center agar bisa memuat lebih banyak orang lagi.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/07/24/173310310/comic-con-international-2018-lebih-beragam