Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aman Datuk Madjoindo, Tokoh di Balik Novel "Si Doel Anak Betawi" 1932

Sosok si Doel, putra Betawi yang gigih, lekat dalam ingatan publik. Apalagi, ketika sinetron Si Doel Anak Sekolahan dan Si Doel Anak Gedongan bertahun-tahun "menemani" di layar kaca.

Tetapi, tahukah Anda, siapa yang memunculkan karakter si Doel?

Dia adalah Aman Datuk Madjoindo, sastrawan yang melahirkan novel "Si Doel Anak Betawi" pada 1932. Ia dikenal sebagai penulis angkatan Pujangga Baru.

Aman Datuk Madjoindo lahir pada 5 Maret 1896 di Supayang, Payung Sekaki, Solok, Sumatera Barat.

Pendidikan ditempuhnya di Hollands Inlandsche School (HIS), sekolah pada masa Hindia Belanda, di Solok, Sumatera Barat.

Aman pernah bersekolah di Kweekschool (Sekolah Raja) di Bukit Tinggi.

Sejak kecil, ia memang bercita-cita menjadi seorang pengarang. Namun, cita-cita ini belum terwujud karena ia memutuskan menjadi seorang guru di Padang.

Pada 1920, Aman hijrah ke Jakarta dan bekerja di Balai Pustaka, tempat yang kelak mengasah kemampuan dan menjadi jalan meraih cita-citanya.

Di Balai Pustaka, Aman Datuk menerjemahkan buku anak-anak berbahasa Belanda ke bahasa Melayu. Ia sempat mengikuti kursus Bahasa Belanda di Messter Cornelis (sekarang Jatinegara).

Setelah lulus dari kursus Belanda, Aman naik menjadi seorang redaktur di Balai Pustaka.

Pada 1927, Aman menderita sakit paru-paru. Setelah itu, dia memutuskan mengambil cuti dan beristirahat di kota kelahirannya, Solok.

Setelah kesehatannya pulih, ia kembali ke Jakarta. Sejumlah karya dihasilkannya.

Pada 30 Juni 1958, ia berhenti bekerja dari Balai Pustaka, dan melanjutkan berkarya di Penerbit Djambatan.

Si Doel Anak Betawi

Keluar masuk sanatorium (fasilitas medis untuk jangka panjang), mendorongnya menuliskan cerita tentang anak Betawi, Si Doel Anak Betawi.

Penggambaran anak Betawi pada novel Aman mendobrak apa yang ada selama ini, yaitu enggan sekolah dan sedikit tertinggal jika dibandingkan anak-anak lainnya.

Novel ini ditulisnya selama hampir tiga bulan sebelum akhirnya dipublikasi pada 1932 dan mendapatkan perhatian publik.

Dalam novel tersebut, Aman mengangkat Doel, yang bernama asli Abdoel Hamid, sebagai tokoh utama.

Doel hidup bersama nyak (ibu) dan babe (bapak). Bapaknya bekerja sebagai supir bus kota. Kehidupan Doel berubah setelah abapaknya meninggal dunia karena kecelakaan.

Untuk membantu ibunya, Doel bekerja dengan berjualan.

Setelah cetakan pertamanya, novel ini kembali terbit dengan berganti judul menjadi "Si Doel Anak Jakarta".

Pada 1973, sutradara Sjuman Djaja mengangkat kisah novel karya Aman Datuk dalam film dengan judul yang sama, "Si Doel Anak Betawi". Tokoh Doel diperankan oleh Rano Karno.

Pada 1994, diadopsi bebas menjadi sinetron dengan judul Si Doel Anak Sekolahan yang disutradarai Rano Karno dan tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Film ini bertahan hingga 2005 dengan berbagai variasi judul, di antaranya Si Doel Anak Gedongan.

Dan kini, kisah si Doel dari sinetron yang sempat hits pada masanya itu diangkat ke layar lebar dalam Si Doel The Movie.

Tak hanya si Doel, sederet karya Aman Datuk lainnya berupa saduran, seperti dikutip dari kemdikbud.go.id, di antaranya  Hang Toeah, Poetri Rimba Larangan, Sedjarah Melayoe, dan Hikajat Lima Toemenggoeng.

https://entertainment.kompas.com/read/2018/08/03/124858810/aman-datuk-madjoindo-tokoh-di-balik-novel-si-doel-anak-betawi-1932

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke