Barasuara berhasil memukau para penonton dengan lagu-lagu andalan mereka seperti "Sendu Melagu", "Nyala Suara" "Taifun", "Menunggang Badai" dan beberapa lagu baru yakni "Seribu Racun" dan "Pikiran & Perjalanan".
Sebelum menutup aksi panggungnya, grup musik yang dihuni oleh Iga Massardi (vokalis dan gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), TJ Kusuma (gitar) Asteriska Widiantini (vokal) dan Puti Chitara (vokal) itu membuka lelang baju untuk korban gempa bumi di Lombok.
"Izinkan kami membuka lelang untuk sahabat-sahabat di Lombok. Ini baju official Barasuara yang baru banget keluar," kata Iga.
Lelang pun dibuka dari harga Rp 500.000. Baju itu akhirnya terjual dengan harga Rp 3,5 juta.
Setelah itu Barasuara kembali tampil energik saat berkolaborasi dengan Institut Musik Jalanan (IMJ).
Suguhan musik Barasuara dilapisi sentuhan suara musik tradisional dari IMJ dalam lagu "Bahas Bahasa" menjadi perpaduan apik yang menghipnotis para penonton.
Iga dan kawan-kawan pun menutup penampilannya dengan tidak biasa.
"Api dan Lentera" menjadi lagu terakhir Barasuara malam itu. Saat ditengah lagu, Gerald sambil memainkan bass nya turun panggung dan memilih seorang penonton untuk menggantikannya.
Disusul Iga yang menyerahkan gitarnya pada penonton lain, serta Marco yang beranjak dari kursi singgahsananya. Tiga penonton beruntung itupun menunjukan kemampuan mereka di atas panggung.
Melihat penonton lain yang sudah tidak bisa menahan diri dengan kemeriahan itu, Iga pun mengajak mereka untuk naik ke atas panggung. Mereka melompat dan tenggelam dalam suasana.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/08/15/140721210/barasuara-lelang-baju-untuk-korban-gempa-lombok