Perubahan Musik dan Tema Beragam untuk Album Baru Barasuara

Hal itu dikatakan Iga saat Barasuara ditemui usai Konser Liztomania Vol.4 yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (14/7/2018).

"Kalau secara organik, musik pasti berubah seiring kami berubah sebagai manusia dan seniman. Jadi jawabannya berubah, iya jelas berubah," kata Iga.

"Lagu yg kami tulis di 2012, 2013 enggak bisa diulang di 2018. Jadi memang secara naruliah memang sudah pasti berbeda," sambungnya.

Selain menyuguhkan musik yang berbeda, grup band yang juga dihuni oleh Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), TJ Kusuma (gitar) Asteriska Widiantini (vokal) dan Puti Chitara (vokal) itu juga menyajikan tema lagu yang beragam.

Salah satunya "Seribu Racun", sebuah lagu yang mengangkat kisah seseorang yang berjuang melawan depresi.

Banyaknya musisi yang mengalami hal tersebut membuat Iga menyadari, bahwa depresi adalah hal yang harus ditangani dengan serius.

"Kalau tema jelas beragam, salah satunya depresi itu karena itu real banget. Tahun ini kita kehilangan banyak banget musisi-musisi besar karena urusan itu. Bunuh diri dan lain-lain," tutur Iga.

"Itu kan menyakitkan banget ya untuk bisa melihat sosok yang kami idolakan, sosok yang kami pandang, tapi mengalami tragedi itu. Bunuh diri karena depresi," lanjutnya.

"Karena ini bukan hal yang bisa dibercandain atau bisa diobatin hanya dengan doa, ‘postive thinking dong’. Jadi yaudah akhirnya gue bikin lagu ini biar orang be aware kali yah, kalau ini tuh bukan hal yang main-main," sambung pria yang kerap menggunakan baju batik di setiap penampilannya itu.

Barasuara menyiapkan 9 lagu dalam album baru yang saat ini masih dalam proses penggarapan itu.

Iga dan kawan-kawan berjanji peluncuran album kedua mereka itu akan dilaksanakan di tahun ini.