Di antara dominasi penonton muda yang memenuhi area depan panggung, cukup banyak juga penonton berusia sekitar 40-an tahun.
Lagu-lagu seperti "Sungguh", "Sakura", "Susi Belel" dan "Barcelona" sukses membuat penonton bernyanyi bersama.
Tampil di Prambanan Jazz Festival 2018, Fariz mengaransemen ulang hampir semua lagu yang dibawakan. Fariz mengakui lagu-lagu yang dibawakan itu merupakan lagu "kutukan" yang memang harus diaransemen baru supaya tidak menimbulkan rasa bosan bagi penonton.
"Alasannya karena udah bosen. Sudah lama banget, 40 tahun berkarir musik di Indonesia dan itu lagu-lagu kutukan kayak 'Sakura', 'Barcelona'. Kami sendiri harus menjaga agar tidak jenuh," ujar Fariz yang ditemui seusai turun panggung, Sabtu (18/8/2018) malam.
Meski baru kali pertama tampil di Prambanan Jazz Festival, ia cukup sering tampil di acara-acara musik lain di Yogyakarta.
"Masing-masing (acara musik) memiliki keistimewaan. Tapi kalau saya sarankan walupun hanya sekedar penampakan (Candi Prambanan) namun panitia bisa mengaitkan Prambanan dengan musik. Musik di ritual agama itu hal wajar, mungkin bobot etniknya ditambah, atau sejarahnya," kata dia.
Penyanyi berusia 59 tahun itu juga tidak mempermasalahkan jenis musik lain yang ikut tampil di panggung Prambanan Jazz Festival 2018. Ia justru mendukung karena hal itu sesuai perjuangannya sebagai musisi yang ingin mengapus sekat-sekat musik.
"Kalau saya, perjuangan sebagai pemusik ingin menghapus kotak-kotak jenis musik, pop, rock dan sebagainya itu sebetulnya tidak ada. Hanya selera masyarakat saja. Saya sendiri sebetulnya penyanyi pop, tapi ketika saya ingin musik yang berbeda yang banyak improvisasi saya jazz," paparnya.
Di Prambanan, Fariz tidak sendiri, dia juga mengajak jebolan Indonesian Idol, Monita Tahalea, untuk berkolaborasi dalam lagu "Barcelona".
https://entertainment.kompas.com/read/2018/08/19/103137010/fariz-rm-bawakan-lagu-kutukan-di-prambanan-jazz-faestival-2018