Mahasiswa Berklee College of Music, Boston, AS, ini merilis singel berjudul "Breeze", yang ia sebut sebagai lagu bercita rasa Asia, termasuk Indonesia, dengan bumbu Amerika.
"Saya ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa (lagu) itu akan menjadi gaya baru dalam bermusik, memberi warna baru di industri musik Indonesia," kata Bernard ketika berkunjung ke kantor Redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018).
Pria yang mengaku suka musik sejak kecil ini mengatakan bahwa ia memiliki misi menggabungkan gaya bermusik Amerika (AS), tempatnya berkuliah, dengan gaya bermusik Asia.
"Saya besar di Singapura dan sekolah di Amerika (AS) dan saya ingin membawa itu ke mari (ke Indonesia) dan menggabungkannya (gaya bermusik negara-negara itu)," ujar Bernard.
"Saya harus memberikan sesuatu yang baru dan berbeda dari semua hal yang sudah saya pelajari di luar negeri," tambah mahasiswa Music Production & Engineering and Songwriting ini.
Karena itu, ia berharap ketika para penikmat musik mendengar karya teranyanya, "Breeze", serta beberapa lagunya yang akan datang, mereka akan menghirup hawa baru.
"Merasa yang, 'Wah, apa ini, ini genre yang baru.' Saya rasa itu keren," ucapnya.
Ia pun tak mau menyebut "Breeze" lagu galau. Menurut Bernard, singelnya itu merupakan lagu yang riang dan bikin bahagia.
"Saya bikin di Korea, genrenya R&B pop dengan feel akustik. Lagunya tentang menjalani sebuah hubungan dengan seseorang, tak ada masalah, seperti angin, breeze. Rasa itu yang mau aku transfer ke orang-orang, he he he, pengalaman pribadi," ucapnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/08/30/174410610/bernard-dinata-bermaksud-kawinkan-gaya-bermusik-amerika-dengan-asia