Banyu adalah seorang anak yang mengidap penyakit spectrum autis dan sulit berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk memerankan karakter Banyu, suami aktris Nadine Chandrawinata itu didampingi psikolog selama proses shooting berlangsung.
"Yang selama proses shooting didampingi oleh psikolog yang memang memegang anak autis. Setiap body language yang saya lakukan itu didampingi oleh psikolog," kata Dimas dalam jumpa pers film Dancing In The Rain di Cibinong City Mall, Bogor, Sabtu (1/9/2018).
Dimas mengaku sempat merasa takut saat ditantang memerankan karakter tersebut.
"Saya sebenarnya juga agak takut berperan dalam film ini, tapi setiap kata dan dialog itu semua sudah difilter oleh psikolog dan dibimbing oleh psikolog," ucapnya.
Selaku sutradara Rudy menjelaskan bahwa ia sangat berhati-hati memilih kata-kata untuk keperluan dialog yang diucapkan Banyu. Karena itu, ia merasa perlu meminta bantuan seorang psikolog untuk ikut terlibat di balik layar selama proses penggarapan film ini.
"Semua dialog, kata-kata, semua yang keluar, kami bener-bener hati-hati, karena saya tetap minta ke dokter, sosok dramatis jangan sampai dihilangkan, harus ada nilai-nilai yang tetap dramatis, tidak terlalu saklek sama sifat-sifat yang berbentuk ilmiah," jelas Rudy.
Film garapan Screenplay Films bekerjasama dengan Legacy Pictures itu menyuguhkan kisah kehidupan Banyu yang menyentuh hati.
Selain menyajikan perjuangan Eyang Uti yang diperankan Christine Hakim dalam merawat cucunya, Bayu, film arahan Rudy Aryanto juga diwarnai dengan kisah persahabatan Banyu dengan Radin dan Kinara.
Film yang juga dibintangi oleh aktor Deva Mahendra dan Bunga Zainal dijadwalkan tayang pada 18 Oktober 2018 mendatang.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/01/233635210/dimas-anggara-didampingi-psikolog-untuk-perankan-banyu