JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah tujuh tahun vakum dan menjalani proses kehidupan masing-masing, grup band PADI merapatkan barisan untuk kembali berkiprah di belantika musik Tanah Air.
Satrio Yudi Wahono atau Piyu (gitar), Andy Fadly Arifuddin (vokal), Surendro Prasetyo atau Yoyo (drum), Rindra Ristyanto Noor (bas) dan Ari Tri Sosianto (gitar), akhirnya menyadari bahwa perjalanan mereka sebagai sebuah band belum berakhir.
Hal itu dikatakan Fadly dalam wawancara ekslusif bersama Kompas.com di Studio DSS, Petukangan, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2018).
"Salah satu faktornya kami masih rindu dan pengin melanjutkan perjalanan PADI yang belum selesai, karena menurut kami, PADI itu sesuatu yang sangat berharga. Lima orang ini mengakui itu dan commit sama itu, cuma memang banyak proses yang dibutuhkan," kata Fadly.
Grup band yang melejit dengan lagu "Sobat" itu kini menambah kata "Reborn" untuk mencerminkan lahirnya komitmen dan semangat baru dari kelima penghuninya.
Dorongan untuk "reborn" rupanya tidak hanya muncul dari para personel saja, para pecinta musik PADI yang dinamai Sobat PADI memiliki peranan penting dalam membangkitkan PADI dari tidur panjangnya.
"Kedua adalah Sobat PADI, karena saya inget bilang sama Rindra ya ini sebenarnya menjawab kerinduan, pada saat Sobat PADI rindu masa kami enggak jawab, saya rasa itu juga jadi faktor utama," ucap Fadly.
"Sobat PADI membuat jambore independen tanpa sponsor setiap kami ulang tahun, yang penting lima orang ini bisa kumpul selama PADI vakum. Itu salah satu dorongan terbesar kami. Dipanggil sama fans pernah di Bandung, Jakarta, Yogyakarta," sambungnya.
Tanggal 10 November 2017 menjadi hari di mana harapan Sobat PADI dikabulkan. PADI mengumumkan kembalinya mereka bermusik di hadapan para penggemar. Momentum itu pun ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi.
Namun dua tahun sebelum hari itu tiba, Fadly, Piyu, Yoyo, Rindra dan Ari berjuang mengikis ego dan menyatukan kembali keinginan mereka hingga menyentuh sebuah kesepakatan.
"Tapi sebelum itu butuh waktu dua tahun prosesnya, sampai akhirnya terwujud kami benar-benar commit dan kembali reborn. kami ini kan berlima ya dengan isi kepala yang berbeda-beda, kami mencoba untuk mengakomodir keinginan satu sama lain sampe akhirnya kami bikin kesepakatan, dan untuk menuju itu tidak mudah kan, nah segitu kompleksnya," tutur Yoyo.
"Akhirnya kami berlima memutuskan untuk membentuk sebuah kesepakatan di depan notaris dari situ awalnya. Akhirnya kita menunjuk satu orang untuk membentuk manajemen Padi. Gitu," sambungnya.
Sementara itu, Piyu membuat perumpamaan kisah perjalanan PADI seperti merenovasi rumah yang hangus terbakar. Rumah yang dia bangun bersama personel Padi lainnya sejak awal.
"Ibaratnya gini, kami ini dulu bagun rumah itu bersama-sama dari nyusun batang sama-sama, abis itu kami bangun pagarnya sama-sama. Sampai rumah itu jadi gede, megah, nilainya tinggi, artinya kami dari nol sampai mendapatkan value yang bagus pada saat itu, kami mendapatkan semuanya, berbagai award segala macam," ucap Piyu.
"Hingga suatu ketika rumah itu harus kebakar dan harus jadi puing-puing jadi nol lagi, dan kami biarin itu mangkrak sampai tujuh tahun, terus kami berusaha survive sendiri kan, terus akhirnya kami merindukan rasa itu. Ya sudah kami kembali ke tempat itu, pertama kami mulai bersihin. Kami enggak bisa kalau sendiri benerin rumah itu, saya butuh yang bangun pagarnya, bikin pondasinya akhirnya rumah itu jadi dan kami tempati lagi setelah direnovasi," tambahnya.
Perjuangan PADI untuk kembali bersatu menjadi sebuah hal yang patut mereka banggakan. Pasalnya, selama 21 tahun sejak mereka terbentuk, PADI tidak pernah mengalami pergantian personel.
"Yang enggak berubah itu personelnya itu yang paling utama. Hanya itu yang bisa kami andalkan. Bersyukur juga," imbuh Fadly.
"Satu yang paling bisa kami banggakan adalah kami masih sama-sama sampai sekarang," tambah Yoyo.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/06/091000510/padi-reborn--perjalanan-kami-belum-selesai