Ia bahkan menyebut diri sebagai orang yang "sadis", dalam arti menyukai film atau seri bergenre horor dan thriller.
"Saya memang orangnya sadis, ha ha ha. Senang banget lihat mayat-mayat (buatan), kayak potongan tubuh, bagus-bagus banget buatannya (krunya)," kata Laura bekelakar dalam wawancara di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (6/9/2018).
Sebenarnya, ia sudah berniat untuk belajar langsung memeriksa mayat asli dengan dokter forensik di rumah sakit. Namun, karena terkendala prosedur yang sulit, keinginannya itu terpaksa pupus.
"Enggak dapat kesempatan untuk lihat mayat, lihat langsung dokter forensik bedah mayat. Cuma ya kalau namanya kehilangan (kerabat meninggal), kita kan pasti sering lihat mayat, jadi buat aku bukan suatu hal yang asing lagi lah," ujar Laura.
Karena itulah, ibu satu anak ini santai saja saat beradegan membedah mayat. Salah satu contohnya, ketika ia harus mengeluarkan peluru dari mayat buatan.
"Ya ya itu senang banget sih diulang beberapa kali, nunggu muncrat darahnya. Jadi apa ya, buat saya itu seni sih kayak gitu. Enggak sama sekali. Itu kan palsu, tapi sebenarnya lebih seru kalau mayat beneran, he he he," kata Laura.
Terlepas dari itu, karena tak bisa belajar langsung di laboratorium forensik, Laura pun melakukan riset untuk perannya lewat film dan seri televisi yang bertema kriminal.
"Ada beberapa film luar buat aku jadi pembelajaran, kalau jadi dokter forensik kan lain-lain, ada dokter forensik di rumah sakit, ada di kepolisian," ujarnya.
"Risetnya banyak nonton. Nanya-nanya ke dokter forensik dan belajar juga soal berkas-berkas untuk ngisi keterangan mayat," lanjut Laura.
Selain Laura, web series besutan sutradara Kuntz Agus dan penulis Es Ito itu juga menghadirkan Oka Antara sebagai petugas polisi bernama Brata, Bisma Karisma, serta aktor senior Yayu Unru.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/06/193212210/laura-basuki-saya-memang-sadis