Tak banyak yang bisa ia katakan lagi tentang konfliknya itu, namun Eza menegaskan bahwa semua orang berhak bahagia, termasuk dia sendiri.
"Mungkin cukup sedikit yang gue bisa jelaskan untuk hal itu ya, intinya kita semua berhak untuk bahagia," ujar Eza di Grand Galaxy Park, Bekasi Jawa Barat, Minggu (23/9/2018) malam.
"Kita semua berhak memutuskan kehidupan kita, selanjutnya yang jelas intinya adalah selama semua dalam (jalan) yang benar, intinya itu," tambahnya.
Meski tetap melangsungkan pernikahan tanpa restu ibunya, Eza mengaku masih tetap berharap perempuan yang melahirkannya itu suatu saat bisa menerima istrinya sebagai menantu.
"Sampe saat ini belum ada berita yang jauh lebih baik, yang gue denger gitu sih dari sana. Cuma kalau gue dan Echa, kami tiada henti berdoa. Kami salat bareng, itu yang pertama, berdoa (dapat) restu dari orangtua ya," ucap Eza.
Ia tak tahu kapan hari itu tiba, namun Eza selalu mengharapkan ibunya membuka pintu hatinya untuk mereka.
"Mau sampai kapan seperti ini? Toh kami udah nikah. Kalau nanti kami punya anak, apa masih terus dianggap seperti ini? Kan enggak mungkin. Gue yakin kok, hati mama itu enggak sekeras ini, ya tolong bantu doa semuanya," ujar Eza.
Eza dan Echa sebelumnya sudah melangsungkan akad nikah pada Minggu (22/7/2018) lalu, juga tanpa kehadiran ibundanya. Hanya ada ayah Eza yang menjadi saksi.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/24/082130010/belum-direstui-ibunda-eza-gionino-merasa-berhak-bahagia