"Ketika aku mau posting apa pun di media sosial, aku pasti pikir-pikir dulu. Aku menerapkan 3D, yang selama ini aku lakukan," ujar Astrid ketika menjadi pembicara dalam acara promosi sebuah produk di Exhibition Hall Grand Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).
D pertama adalah Dipikir. Astrid harus berpikir tentang konten itu. D kedua adalah Dibaca. Ia harus membaca apakah konten itu benar atau tidak, hoax atau bukan, dengan mencari tahu ke sumber-sumber lain yang akurat.
"Yang ketiga adalah Ditelaah. Bermanfaat enggak untuk orang banyak kalau kita share lagi? Ada gunanya enggak? Kalau tidak bermanfaat dan enggak ada gunanya, dihapus saja. Jadi, benar-benar harus dipilih," ujarnya pula.
Pakem 3D tersebut menjadi pegangannya karena ia sadar bahwa yang menggunakan media sosial bukan orang dewasa saja, melainkan juga remaja dan anak-anak.
"Karena, berbagai umur yang menggunakan media sosial. Di situ kalau ada apa-apa, ada nama baik keluarga yang dipertaruhkan, kalau ada suami, nama baiknya, ada anak juga yang akan kena imbas. Apa pun yang kita lakukan, sebenarnya bukan untuk diri kita sendiri, tapi juga berpengaruh ke orang lain," tekan istri dari Gerhard Reinaldi Situmorang dan ibu dua anak ini.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/28/121652010/gunakan-media-sosial-astrid-tiar-pegang-pakem-3d