"Belasungkawa buat keluarga korban innalillahi wa innalillahi rojiun. Kabarnya masih bergulir terus, kita sih harapannya biar ada update berita yang baik lagi," kata Ben saat ditemui di jumpa pers Penghuni Rumah Terakhir GTV, di MNC Studios, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/10/2018).
Kecelakaan itu membuat Ben teringat akan kejadian kurang menyenangkan saat ia harus terbang ke Sumatra beberapa waktu lalu.
"Beberapa tahun lalu pernah ngalamin waktu ke Sumatera. Sempat trauma juga ya, aduh (tentang) nyawa ya. Pokoknya beberapa kali. Cuma kalau sudah di atas ya memang harus banyak doa aja ya. Baca cuaca juga sih," ujar Ben.
Kejadian itu membuat Ben sempat trauma naik pesawat terbang. Namun tuntutan pekerjaan membuatnya harus sering menempuh perjalanan udara.
"Waktu itu karena tuntutan pekerjaan ya memang harus terbang lagi. Cuma adalah satu periode ngalamin terbang 'parno'. Mau naik 'parno'," ucapnya.
"Di atas 10 jam juga enggak bisa tidur. Kalau kesini-sini banyak ibadah juga, jadi pasrahlah," imbuhnya.
Ben mèngaku yang bisa dilakukannya hanya berpasrah pada Tuhan saat harus menempuh perjalanan udara dengan pesawat terbang.
"Memang enggak ada lagi sih selain banyakin doa aja, doa sama orangtua. Di HP juga nyiapin notes doa-doa andalan. Dan memang ada doanya kena musibah dan lain-lain," paparnya.
Selain itu, Ben juga selalu meminta doa dari keluarga sebelum lepas landas.
"Kalau kita sudah biasa pesawat sih. Kalau pas mau naik pesawat, sebelum boarding whatsapp-an nyokap dan bokap buat minta doanya dan bilang, "aku boarding ya, doain ya". Terus berdoa juga ya," tuturnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/30/131238510/cerita-ben-kasyafani-sempat-trauma-naik-pesawat-terbang