Menurut Daniel, hal itu karena latar belakangnya yang dirasa minim pengalaman dalam berakting.
"Karena gue seorang presenter, kedua itu pak Ahok masih hidup dan masih disukai banyak orang, dan ketiga itu gue pasti dibandingin sama pak Ahok, dan di dalam hidup gue itu sebenarnya paling enggak suka dibandingin," ucap Daniel saat ditemui dalam wawancara eksklusif di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).
Namun, kata Daniel, rasa khawatir tersebut sirna seiring dengan banyaknya motivasi dan dukungan yang diberikan orang-orang di sekitarnya, salah satunya adalah manajer Daniel, Johadi Yahya.
"Gue sempat khawatir banget, tapi manajer gue, Johadi Yahya, kayak 'ini sutradaranya (Putrama Tuta) sudah bikin beberapa film dan dia percaya sama lo, produsernya (Ilya Sigma) sudah bikin 10 film, dan elo sudah main berapa film? dan elo enggak percaya sama diri sendiri?'," ungkap Daniel menirukan ucapan manajernya.
Daniel pun akhirnya merasa bersyukur karena bisa memerankan sosok Ahok. Kata Daniel, film ini memberinya banyak pelajaran dan menjadi salah satu momen penting dalam hidupnya.
"Gue ngerasa di film ini sebuah journey, sebuah proses, gue beryukur banget, gue ngerasa sebagai presenter 15 tahun cukup PD (percaya diri), tapi sebagai aktor ini tantangan yang cukup berat," papar Daniel.
Daniel berharap, film yang ia bintangi ini mendapat respon positif dari masyarakat yang menonton.
"Apalagi film ini akan tayang besok, jadi gue berdoa supaya dapat yang terbaik. Waktunya tiba buat semua orang komen film ini," pungkas Daniel.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/07/181131110/daniel-mananta-sempat-merasa-khawatir-perankan-ahok-dalam-a-man-called