Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencari Soetedja, Film Dokumenter Karya Sineas Lokal Banyumas Tembus Layar Lebar

BANYUMAS, KOMPAS.com - Film dokumenter karya sineas Banyumas Raya menembus layar lebar dan bioskop lokal.

Capaian ini tak lepas dari Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB) dan Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga yang bekerjasama dengan Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan film dokumenter bertajuk Mencari Soetedja.

Peluncuran film ini rencananya akan dilakukan di Rajawali Theatre Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (15/11/2018) pukul 09.30 WIB mendatang.

Sutradara Mencari Soetedja, Bowo Leksono mengatakan, film tersebut mengangkat sosok komponis kenaman Raden Soetedja Purwodibroto, yang lebih dikenal lewat lagu berjudul "Ditepinya Sungai Serayu".

Instrumen lagu keroncong legendaris ini yang selalu didendangkan melalui pelantang ketika kereta memasuki peron stasiun Daop 5 Purwokerto.

Bowo menuturkan, film dokumenter berdurasi 24 menit ini bertutur mengalir dari putra-putri dan keponakan Raden Soetedja, serta beberapa orang yang merasa bersinggungan secara kesejarahan.

Proses pengambilan gambar dilakukan di beberapa tempat yaitu sekitar Banyumas, komplek Pasar Purwareja Klampok, Banjarnegara, Jakarta Pusat, Bekasi, Depok, Tangerang dan Bandung.

"Proses riset film dokumenter ini memakan waktu sekitar delapan tahun. Penggalian narasi tentang Soetedja ini cukup sulit. Awalnya hanya berbekal sebuah kliping fotokopian koleksi keluarga, bahan artikel dari media massa, blog dan tulisan salah satu narasumber film -Sugeng Wijono-," katanya, Selasa (13/11/2018).

Bowo menuturkan, tantangan terbesar dari proses pembuatan film ini adalah narasumber primer. Pasalnya, selain wawancara dengan putra-putri Soetedja, kru harus menggali karakter sang maestro dari tokoh-tokoh sezaman atau masuk dalam perlintasan proses berkarya bersama Soetedja.

"Para seniman dan komponis yang sezaman dengan Soetedja hampir semuanya telah tiada. Mulai dari S Bachri, Bing Slamet hingga Suyoso Karsono, perwira tinggi Angkatan Udara Republik Indonesia sekaligus pendiri Irama Record. Terakhir, Nien Lesmana, istri mendiang Jack Lesmana, orangtua musisi jazz Indra Lesmana, yang banyak menyanyikan lagu-lagu Soetedja meninggal di tahun 2017 lalu. Pun demikian dengan seniman-seniman Purwokerto yang pernah mengisi kesenian di RRI Purwokerto," ungkapnya.

Bowo berharap, film garapannya dapat menjadi stimulus bagi senias muda Tanah Air untuk melakukan pengembangan lebih dalam akan sosok Soetedja.

"Bagi kami pencarian R Soetedja ini takkan pernah selesai, hingga tak berbatas. Harapan kami, film ini menjadi pemancing riset, bahkan kepedulian pemerintah untuk menempatkan sosok Soetedja sebagai tokoh musik modern dan panutan para musikus. Setidaknya, bukan sekadar menjadi nama Gedung Kesenian yang tak kunjung selesai dibangun," ujarnya.

Produser Mencari Soetedja, Nanki Nirmanto mengatakan, setelah tayang perdana di Rajawali, film ini rencananya akan diputar berkeliling di ruang-ruang diskusi publik serta diapresiasi oleh komunitas film, musik maupun komunitas lainnya.

Terutama bagi masyarakat yang selama ini hanya mengenal Soetedja lewat lagu "Ditepinya Sungai Serayu". Padahal masih banyak ratusan lagu, catatan-catatan sejarah dan penghargaan yang pernah diterimanya. Beberapa lagu, juga sempat didokumentasikan dalam film ini.

"Kami ingin seluruh masyarakat, dari Banyumas terutama, bangga dengan Raden Soetedja. Ia sebenarnya tidak hanya komponis keroncong seperti yang diketahui orang. Ia juga menguasai aliran musik lainnya, seperti hawaian, jazz dan klasik," pungkasnya.

https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/13/114220610/mencari-soetedja-film-dokumenter-karya-sineas-lokal-banyumas-tembus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke