Hal itu dikatakan Yandy saat ditemui dalam acara screening film Keluarga Cemara dan jumpa pers Jogja-Netpac Asian Film Festival di XXI Plaza Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).
"Mas Arswendo memberi ruang yang luas sekali untuk bereksplorasi. 'Mas Arswendo ini ceritanya mau gimana? Bolehnya semana, enggak bolehnya semana gitu," kata Yandy.
Yandy bercerita, Arswendo mengumpamakan Keluarga Cemara seperti anaknya yang kini telah dilepasnya karena sudah beranjak dewasa.
"Dia bilang kayak gini, Keluarga Cemara kayak bayi saya, saya lahirkan saya besarkan. Sekarang dia sudah dewasa sudah mau menikah. Saya udah lihat dia mau menikah dengan siapa," tutur Yandy menirukan kata-kata Arswendo.
"Tapi kehidupan rumah tangganya seperti apa saya enggak ikut lagi. Jadi sefilosofi itu mas Arswendo memberi kita ruang gitu," lanjutnya.
Namun, Yandy tetap mempertahankan opak dan becak sebagai ikon nostalgia dari kisah yang pertama ditayangkan dalam sebuaj sinetron pada 1996 itu.
"Paling cuma notes ada beberapa hal nostalgik yang kalau bisa dijaga. Kayak becak, opak," ujar Yandy.
Film Keluarga Cemara mengisahkan Abah, Emak, Euis dan Ara yang sebelumnya adalah keluarga berada tapi tiba-tiba jatuh miskin.
Film yang dijadwalkan tayang pada 3 Januari 2019 mendatang turut dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Zara JKT48, Widuri Putri Sasono, dan Asri Welas.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/14/123642710/sutradara-pertahankan-becak-dan-opak-untuk-nostalgia-di-film-keluarga