KOMPAS.com – Coldplay hadir dan mewarnai industri musik dunia sebagai band beraliran rock alternatif pada 1996 di London, Inggris. Perjalanan panjang berhasil dilalui oleh kelompok musik yang beranggotakan Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion ini.
Awalnya mereka menamakan diri sebagai Pectrolaz. Nama itu hanya bertahan satu tahun. Kemudian, band berganti nama menjadi Starfish. Lagi-lagi, nama ini juga hanya bertahan selama satu tahun.
Setelah itu, nama band yang sudah menelurkan tujuh album studio dan satu mini album ini diubah menjadi Coldplay dan bertahan hingga hari ini, 22 tahun mereka berkarya.
Untuk mendokumentasikan perjalanan karier mereka, Coldplay memutuskan untuk membuat sebuah film dokumenter yang diambil dari rekaman-rekaman mereka selama 20 tahun terakhir.
Rekaman itu kemudian disatukan hingga terbentuk satu alur perjalanan grup musik yang saat ini memiliki penggemar dari berbagai belahan dunia ini. Adapun, rekaman itu berdurasi 1 jam 55 menit.
Film dokumenter ini disutradarai oleh Mat Whitecross. Ia sudah mengenal semua personel Coldplay sejak di bangku kuliah, sebelum mereka memutuskan membentuk sebuah band.
Sepanjang itu, Whitecross mengabadikan berbagai kegiatan Coldplay dan kini ia berhasil menggabungkan cuplikan-cuplikan mulai dari awal karier yang masih begitu sederhana hingga bernyanyi di stadion-stadion besar di berbagai negara ke dalam sebuah film.
Ditambah pula dengan kegiatan panggung dan belakang panggung selama tur untuk promo album A Head Full of Dreams (2015) beserta wawancara mereka dengan sejumlah media.
2. 20 tahun perjalanan
Film ini menggambarkan Coldplay tidak hanya sebagai band besar dengan sejumlah karyanya yang mendunia. Lebih dari itu, film bertajuk sama seperti nama album terbaru mereka, A Head Full of Dreams (2018) ini menggambarkan kedekatan mereka secara personal di luar dunia pekerjaan.
Kedalaman hubungan personal antar-personel Coldplay memang sudah tidak diragukan lagi. Mereka berempat sudah bersama sejak awal band ini berdiri. ‘
Lebih dari 20 tahun perjalanan karier mereka lalui bersama. Sehingga film yang mereka rilis ini benar-benar menjadi pintu bagi para penggemar untuk bisa masuk mengetahui lebih dalam idola mereka melalui suguhan cerita di layar bioskop.
Film A Head Full of Dreams hanya tayang satu hari di layar bioskop, yakni Rabu (14/11/2018). Penayangannya dilakukan di lebih dari 2.000 bioskop di 70 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, film ini ditayangkan di bioskop CGV dan laris diserbu penonton di berbagai kota.
Meskipun hanya ditayangkan dalam waktu satu hari, namun film ini mampu menduduki jajaran atas film bioskop di beberapa negara pada hari itu.
Dikutip dari Deadline, Film A Head Full of Dreams menjadi box office pertama di Belanda, dan nomor dua di negara Inggris, Australia, dan Italia, sementara di Amerika menempati posisi kelima. Dengan jumlah penonton mencapai 300.000.
4. Raup 3,5 juta dollar AS
Film dokumenter ini mampu meraup pendapatan hingga 3,5 juta dolar atau lebih dari Rp 50 miliar hanya dalam waktu satu hari penayangan.
Padahal, infomasi resmi mengenai film ini baru diumumkan sebulan sebelum film tayang, tepatnya 12 Oktober 2018 melalui media sosial dan situs resmi Coldplay.
Ini menjadi bukti bahwa Coldplay benar-benar band besar yang memiliki penggemar tersebar di seluruh penjuru dunia.
5. Respons penonton
Hal ini dibuktikan dengan berbagai ungkapan penggemarnya di Twitter yang berasal dari berbagai negara, misalnya Meksiko.
"Saya sudah melihat #AHFODFilm Coldplay dari Hermosillo, Meksiko dan saya menikmati setiap detik dilm itu. Saya teringat ketika mendengarkan 'Clocks' pada 2002 dulu, dan semenjak itu Coldplay menjadi band favorit saya di dunia. Saya harap dapat menikmati lagi 20 tahun atau lebih kebersamaan mereka. Terima kasih, Mat!" tulis akun @zach_Araiza.
Ada juga komentar yang datang dari negeri Brazil yang ditulis oleh @gabsrodriguees_.
"Kami meninggalkan bioskop dan kami menangis, tertawa, dan bergitu bergembira. Terima kasih banyak telah menjadikan kami satu keluarga. Kami sangat mencintaimu. Cinta dari Brazil!" tulisnya.
Komentar serupa juga datang dari banyak netizen lain, mulai dari Finlandia, Spanyol, Polandia, Perancis, Indonesia, Hungaria, dan lainnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/16/161538010/5-fakta-film-coldplay-a-head-full-of-dreams