Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ruth 'Sinto Gendeng' Marini Iri kepada Kudus

Hal itu disampaikan oleh pemeran Sinto Gendeng dalam film Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 ini ketika menjadi juri dalam festival yang didukung penuh oleh Bhakti Budaya Djarum Foundation dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus tersebut.

"Teater bisa menjadi jalan pembentukan karakter. Saya iri melihat Kudus. Saya lihat ini capaian yang sungguh di luar bayangan, tapi istimewa. Saya bersyukur dapat diajak melihat, Kudus punya pelajar yang menunjukkan pertunjukan teater," tuturnya.

Ruth Marini mengatakan pula bahwa festival teater pelajar mestinya disiarkan lebih luas dan menjadi tontonan masyarakat.

Pelaksanaan festival itu, 11 kali, menunjukkan konsistensi.

"Saya melihat di sini orang dapat nilai banyak sekali, tiap orang bekerja keras, ada kerja sama swasta dan dinas, dan itu dibangun harmonis," ujar salah satu pemain film Sebelum Iblis Menjemput ini.

"Saya iri dengan Kudus. Alangkah bangga ketika itu ada (juga) di daerah lain. Ketika itu dilakukan merata, bangsa kita makin besar," sambungnya.

FTP ke-11 di Kudus diikuti oleh 23 kelompok teater pelajar tingkat SMP dan SMA.

Untuk tingkat SMP, yang berhasil masuk final adalah Teater NSA dari SMPN 3 Gebog, Teater Bobot dari SMPN 1 Kudus, Teater Esperp dari SMPN 2 Kudus, dan Teater Ukur dari MTS Nu Maslakul Falah.

Untuk tingkat SMA ada empat finalis, yaitu Teater Jangkar Bumi dari MA Qudsiyyah, Teater Patas dari SMAN 1 Bae, Teater Apotek dari SMK Farmasi Duta Karya, dan Teater Ramarsaku dari SMK Raden Umar Said.

Para pelajar dilatih dan bermain peran dalam teater untuk mendapat bekal agar lebih cerdas, bertanggung jawab, dan setia kawan.

Festival teater memerebutkan gelar-gelar teater terbaik, sutradara terbaik, aktor dan aktris terbaik, aktor dan aktris pendukung terbaik, penata set panggung dan lampu terbaik, penata rias dan busana terbaik, dan penata musik terbaik.

"Saya diundang menyaksikan perayaan kebudayaan. Ini oase di tengah keringnya kebudayaan di Indonesia," ucap Ruth Marini.

"Ini sudah melebihi level seorang pelajar. Akting dan pemahaman mereka soal teater itu bukan cara anak SMP atau SMA, tapi sudah mahasiswa. Bahkan, salah satu capaian aktrisnya itu sangat kuat," lanjutnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu juri lainnya, penyanyi dan artis peran Sita Nursanti.

Menurut ia, para pelajar yang berkompetisi diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan mendengarkan evaluasi dari para juri. Hal itu dilakukan setelah pertunjukan.

"Setelah pertunjukan ada diskusi peserta dengan juri dan itu selalu ada perbaikan. Mereka mendengarkan masukan kami," ujarnya.

Sita berharap teater pelajar bisa berkembang lebih jauh hingga digemari anak-anak muda.

"Saya senang melihat anak dengan bahagia menampilkan karya dan tanpa beban muatan apa pun. Mereka ingin berkarya dan seni peran dengan baik. Saya sepakat bahwa ini perayaan, bahwa berteater itu keren," katanya.

https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/18/190958810/ruth-sinto-gendeng-marini-iri-kepada-kudus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke