A Man Called Ahok Raih 1 Juta Penonton, Samuel Wongso, Pemeran Adik Ahok Bersyukur

Samuel mengatakan, sebagai debutnya di dunia film, ia merasa hal tersebut adalah sebuah hal yang patut disyukuri.

"Gua bersyukur film ini bisa pecah di 10 hari pertama. Sampai sekarang, banyak yang masih ngantri ajak pemain-pemain buat nonton bareng," kataSamuel ketika dijumpai dalam sebuah acara di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (19/11/2018).

Jika tidak ada aral melingtang, kata Samuel, tim produksi film berencana akan menggelar nonton bersama film tersebut di Belitung Timur.

"Kami juga mau nonbar di Belitung. Kan di sana enggak ada bioskop ya," kata Samuel.

Sementara itu, Samuel mengaku tidak pernah menyangka akhirnya bisa menjajal berakting lewat film A Man Called Ahok. Ia berperan sebagai Basuri Tjahaja Purnama, adik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Kayak kejatuhan durian runtuh. Gua kan desainer, ditawari sama co-produser 'Lu jadi Basuri, adiknya Ahok'," kata Samuel.

Ketika mendapakan tawaran tersebut, Samuel mengaku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Saat menerima skenario, ia langsung mempelajarinya. Tampilannya yang brewokan saat itu pun diubah menjadi rapi untuk menyesuaikan karakternya.

Selama 10 hari, Samuel berada di Gantong dan Manggar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menjalani kegiatan shooting.

Samuel juga merasa senang bisa bermain dengan para pemain lain yang berpengalaman.

"Senanglah. Gua banyak salah sampai 13-20 retake, tapi diingatin dan diajarin sama mereka. Kalau nervous pastilah, gua nervous banget," kata dia.

Film tersebut mengisahkan kehidupan Ahok (Daniel Mananta) dari kecil di Gantong, kepulauan Belitung Timur, pada 1976 hingga ia menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005.

A Man Called Ahok adalah film arahan sutradara Putrama Tuta. Film ini dibintangi Daniel Mananta (Ahok dewasa), Denny Sumargo (Kim Nam muda), Chew Kin Wah (Kim Nam tua), Eriska Rein (ibunda Ahok muda), Jill Gladys (Vivi/adik Ahok), Sita Nursanti (ibunda Ahok tua), Donny Damara (pejabat pemerintahan Belitung Timur), dan Ferry Salim (Koh Asun).