Bandung dipilih menjadi tempat konsernya, karena kota ini memberikan banyak makna untuk Tulus.
"Bandung bagi saya adalah rumah. Lagu saya rata-rata ditulis di sini," ujar Tulus dalam konferensi persnya, Rabu.
Meski lahir di Bukittinggi, 20 Agustus 1987 silam, Tulus menghabiskan sebagian hidupnya di Bandung.
Ia kuliah arsitektur di Universitas Parahyangan Bandung dan mendalami musik di kota tersebut.
"Ide konser ini pulang ke rumah, dan Bandung adalah rumah. Saya sekolah di sini," ucapnya.
Ia mengaku banyak hal yang ia rindukan dari Bandung, termasuk merindukan penonton Bandung yang luar biasa.
"Penonton Bandung selalu seru. Apresiasi mereka terhadap musik sangat besar," tuturnya.
Ketika ditanya mengapa baru kali ini menggelar konser Monokrom, Tulus mengatakan lebih karena masalah waktu.
Untuk menggelar konser tunggal, diperlukan waktu yang cukup luang agar hasilnya maksimal.
" Album Monokrom keluar 2016. Kita enggak pernah menyangka album ini mendapat apresiasi sebesar itu," ungkapnya.
Hal tersebut membuat jadwalnya padat dan harus diselesaikan satu per satu. Kondisi ini yang membuatnya tidak mungkin menggelar konser.
"Tidak bisa diselang-seling, harus kosong jadwalnya biar semua maksimal. Dan sekarang waktu yang tepat," imbuhnya.
Rencananya, Tulus akan membawakan 20 lagu dalam konsernya. Ia menjamin konser kali ini akan berbeda dengan konser sebelumnya.
Salah satu pembedanya adalah kolaborasinya dengan Waljinah.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/20/191351810/tulus-bagi-saya-bandung-adalah-rumah