Kota-kota itu adalah Semarang, Surabaya, satu kota di Bali, Malang, Yogyakarta, dan Bandung.
Lembu Wiworo Jati selaku Associate Vice President of Creative Marketing Bukalapak, penggagas dan penyelenggara tur tersebut, mengaku bahwa itu merupakan langkah baru perusahaan teknologi dalam mendorong perkembangan musik Tanah Air, khususnya indie, agar semakin dikenal luas.
"Banyak pemusik dan band yang berbakat di luar sana, tapi tak tersentuh label major. Nah, kami ingin mereka tampil, bawa mereka keluar kandang, bukan hanya kami undang tampil ke kantor. Potensi mereka juga semakin besar seiring era digital," tutur Lembu dalam jumpa pers BukaMusik Connectified Tour di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2018).
Lembu mengatakan bahwa tur tersebut akan terdiri dari konser, diskusi, dan demo musik di setiap kota tur itu.
"Jadi, selain konser, kami juga harus bisa menggali potensi yang ada di setiap daerah, jangan sampai hanya lewat saja, karena prinsip kami sama-sama membangun, bukan saling menguntungkan dari sisi materi saja," tuturnya juga.
Sementara itu, pemain drum Polka Wars, Giovanni Rahmadeva atau Deva, yang hadir dalam jumpa pers tersebut, mengatakan bahwa kini musik indie bukan lagi musik bawah tanah yang hanya dinikmati kalangan tertentu saja.
Menurut Deva, teknologi digital yang makin maju membuat musik tak lagi bisa dibeda-bedakan karena dihasilkan oleh label utama atau label indie.
"Jadi, sekarang kalau saya lihat, mungkin bisa di tahun 2020 puncaknya, grup band indie dan mainstream akan bertemu pada titik yang sama," ucap Deva.
"Indie terus merangkak naik ke atas, lalu yang mainstream juga coba bermain musik seperti layaknya indie, dan itu akan menemukan sisi ideal baru dalam musik," sambungnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/12/06/192421210/polka-wars-bersama-the-panturas-akan-tur-jawa-bali