Dikutip dari The Verge pada Kamis (13/12/2018,) alat ini dipasang pada sebuah perangkat khusus. Pengunjung tak sadar ada alat yang ditanam pada perangkat berupa papan elektronik yang menampilkan video proses latihan Taylor Swift.
Saat para penonton memperhatikan video tersebut, secara diam-diam alat pendeteksi merekam dan memindai wajah masing-masing pengunjung.
Berdasarkan wawancara Rolling Stone dengan seorang petugas keamanan konser, wajah-wajah tersebut kemudian dikirimkan ke Nashville, Amerika Serikat, yang menjadi "command post", untuk dicocokkan dengan muka-muka penguntit yang sebelumnya sudah diketahui.
Taylor Swift menjadi artis Amerika Serikat pertama yang diketahui menggunakan teknologi pendeteksi wajah di konsernya.
Saat ini masih jadi perdebatan apakah penggunaan teknologi ini bisa dibenarkan secara hukum. Sebab, ada yang menilai konser menjadi ranah pribadi bagi penyelenggara. Dengan demikian, penyelenggara berhak memantau pengunjung yang datang.
Namun, penggunaan teknologi ini terbilang tak lazim dan berlebihan, namun ternyata hal ini bukan yang pertama.
Sebelumnya, pada April 2018, polisi China menangkap seorang tersangka berusia 31 tahun yang bersembunyi di antara sekitar 60.000 penonton konser di Nanchang International Sports Center.
Sistem pengawasan ini bisa mengawasi pergerakan orang di kerumunan karena menggunakan sistem pemantau "Xue Liang" atau "Sharp Eye".
Di Amerika Serikat, teknologi pemindaian wajah nantinya akan dikembangkan untuk menggantikan sistem tiket.
Misalnya, penonton film di bioskop tidak perlu lagi menggunakan tiket kertas, karena cukup dengan menggunakan wajah yang sudah dipindai sesuai dengan nomor bangku sesuai saat pembelian.
https://entertainment.kompas.com/read/2018/12/13/162952610/taylor-swift-lacak-penguntit-dengan-pasang-pendeteksi-wajah-saat