Pameran di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, yang biasanya diisi seni rupa yang menggunakan media kanvas, kali ini akan menampilkan drawing, karya Vincensius Dwimawan, yang lebih dikenal denga nama Si Us.
Drawing, yang menggunakan media kertas ini, menyajikan wajah-wajah wartawan, atau yang dalam hidupnya pernah bergulat sebagai wartawan, dan dalam perkembangan selanjutnya mempunyai jalan hidup lain, tetapi kegiatan menulis tidak sepenuhnya ditinggalkan.
Pembukan pameran akan dilakukan, Jumat, 11 Januari 2019, pkl. 18.00 WIB di Tembi Rumah Budaya, jl. Parangtrituis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, pameran akan dibuka Emha Ainun Najib, seorang budayawan, semasa mudanya dia pernah menjadi wartawan di harian Masa Kini, Yogyakarta. Pameran diselenggarakan Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta (PWSY) kerjasama dengan Tembi Rumah Budaya, dan hanya belangsung selama 3 hari sampai 13 Januari 2019.
Ons Untoro, koordinator penyelenggara pameran mengatakan. “wajah-wajah Wartawan dalam drawing ini dari 100 lebih anggota PWS, Paguyuban Wartawan Sepuh, hanya 70 wartawan yang wajahnya digambar oleh Si Us.
“Dari 70 wartawan di antaranya ada Ashadi Siregar, selain dikenal sebagai guru para wartawan, ahli Komunikasi dan novelis, ketika muda pernah menjadi wartawan, Oka Kusumayudha, yang hidupnya sepenuhnya untuk profesi wartawan, Emha Ainun Najib, budayawan dan Butet Kartardjasa, seorang aktor, semasa mudanya pernah menjadi wartawan, Imam Anshori Saleh, yang sekarang memiliki profesi sebagai pengacara dan pernah menjadi Wakil Ketua KY, semasa mudanya pernah menjadi wartawan dan sejumlah nama wartawan lainnya” ujar Ons Untoro.
Para wartawan yang wajahnya digambar oleh Si Us, bukan hanya mereka yang tinggal di Yogya, tetapi ada yang tinggal di kota lain, misalnya Albert Kuhon (Jakarta), Rismuji (Bekasi), Richad Napitupulu (Bandung). Mereka pernah berproses sebagai wartawan di Yogya, dan kemudian pindah ke Jakarta dan kota lain, dan terus menjadi wartawan di sana. Hanya Richad yang berbeda, dia meneruskan cita-citanya menjadi seorang engineer, yang membangun di antaranya tol trans jawa.
Dari anggota PWS yang wajahnya bisa dinikmati dalam karya drawing, memang kebanyakan tinggal di Yogya, dan sebagian besar sudah pensiun sebagai wartawan, tetapi kegiatan menulis tidak berhenti, ada juga yang masih aktif sebagai wartawan, dan tidak hanya dari media cetak, tetapi ada yang dari media audio visual seperti dari TVRI Yogya, dan YogyaTV dan auidio dari RRI Yogya.
Si Us, sebenarnya tidak hanya menggambar khusus para wartawan, tetapi juga menggambar seniman di Yogya. Untuk periode pertama drawing khusus untuk wartawan yang tergabung dalam PWS yang dipamerkan, dan periode berikutnya wajah-wajah seniman, yang jumlahnya lebih dari 100 gambar akan dipamerkan.
Dalam pembukaan pemeran ini akan diisi pembacaan puisi oleh Tossa Santosa, yang akan membacakan dua puisi karya (alm) Slamet Riyadi Sabrawi dan (alm) Budhi Wiryawan, kedua penyair ini anggota PWS, dan pembaca lainnya, Ninuk Retno Raras, Novi Indrastuti dan Umi Kulsum.
Pertunjukan musik dari group musik Sepuh YoBand akan membawakan lagu-lagu kenangan. Musik ini dari anggota PWS, yang setiap bulan mengisi dengan lagu-lagu kenangan sebagai selingan Seri Diskusi Kebangsaan, yang sudah berlangsung sejak tahun 2017.
Selain pameran drawing, akan diluncurkan buku profil wartawan anggota PWS, dengan ilustrasi drawing karya di Si Us yang dipamerkan. (*)
https://entertainment.kompas.com/read/2019/01/05/055638810/wajah-wartawan-dalam-drawing-karya-si-us