Mereka merasa turut berjasa membuat anak muda menjadi demam terhadap musik perpaduan Melayu dan India tersebut.
"Walaupun kami tidak diakui oleh dunia dangdut, tapi dengan adanya OM PSP, kami mengangkat martabat dangdut," ungkap salah satu personel OM PSP, Omen, saat bertandang ke redaksi Kompas.com di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
"Kami buat dangdut itu diputar di mobil-mobil anak muda pada saat itu tanpa rasa malu, malah terlihat gaul," tambahnya.
Ia mengenang, ada satu masa ketika musik dangdut berikut penyanyinya pernah dicekal oleh stasiun televisi. Kala itu, OM PSP kemudian dilirik untuk ikut membantu memperbaiki citra musik dangdut.
"Pada saat itu dangdut juga lagi di cekal oleh TVRI. Nah, waktu itu Elvy Sukaesih yang sedang dicekal," ungkap Omen.
"Kemudian Elvy diundang lagi oleh TVRI untuk mengangkat dangdut kembali dengan gaya yang sopan. Kami OM PSP diundang untuk mengiringi Elvy agar membuat kesan dangdut lebih baik, karena kan image kami mahasiswa saat itu," sambungnya.
Omen dan kawan-kawan menilai bahwa dangdut sebenarnya adalah genre musik yang bisa masuk ke semua kalangan, tanpa ada sekat di dalamnya.
Atas dasar itu pula, OM PSP menjadikan dangdut sebagai inspirasi utama mereka dalam berkarya selama 40 tahun.
"Menurut kami (pembawaan musik dangdut) itu norak, tapi bagi mereka (penikmat dangdut) enggak, cuek saja, apa adanya. Nah, itulah yang kami lihat dari dangdut, bersahaja, apa adanya, makanya kami akhirnya ikutin mereka," ucapnya.
Bagus tidaknya musik dangdut, menurut Omen, tergantung dari pembawaan penyanyinya. Mereka ingin menonjolkan kemampuan vokal dan musik yang indah atau hanya mengandalkan busana serta goyangan saja.
"Dangdut ini adalah musik yang sangat merakyat, jujur, apa adanya, liriknya mengalir, yang buat jelek itu sebenarnya musisinya sendiri," kata Omen.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/01/28/100206610/om-psp-kami-angkat-martabat-dangdut-di-kalangan-anak-muda